Kehidupanremaja zaman dulu dan zaman sekarang yang kita ketahui sangat jauh berbeda. Pengaruh lingkungan hingga sosialisasi menyebabkan remaja zaman dulu memiliki perbedaaan dengan remaja zaman sekarang. Mungkin beberapa sobat Lebaran yang masa kecilnya pada tahun 1990-an masih ingat setiap sore akan berkunjung ke rumah temannya untuk
Connection timed out Error code 522 2023-06-15 144232 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7b93cb99cbb88b • Your IP • Performance & security by Cloudflare
29Baju Bridesmaid Menarik Inspirasi Tema Warna Trending from nikah/kahwin zaman sekarang wajib ada bridesmaids! Baju bridesmaid simple plain 29. Pemilihan kain kapas atau cotton menjadi fabrik yang amat . Sejak dulu, gaun panjang berwarna hitam tetap menjadi pilihan basic bagi. Jom tengok 44 pilihan dan padanan .
Momen Lebaran selalu identik dengan berbagai hal yang menyenangkan. Nggak heran momen Lebaran selalu menjadi hari yang dinanti-nanti oleh umat muslim didunia tak terkecuali di Indonesia. Ada banyak tradisi yang melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Mulai dari mudik, silahturahmi ke sanak saudara jauh, berlibur ke tempat wisata dengan keluarga hingga momen menarik lainnya jadi pemandangan lumrah saat Lebaran. Namun, ada perbedaan antara lebaran zaman dulu dengan lebaran zaman sekarang yang terkadang membuat kita rindu dan ingin bernostalgia akan momen-momen lebaran zaman dulu yang tentunya lebih terlihat momen kebersamaannya. Nggak hanya momen kebersamaan, namun masih ada banyak hal ngangenin yang belum tentu bisa kita rasakan saat Lebaran saat ini. Nah berikut berbagai hal dalam perayaan Idul Fitri atau Lebaran zaman dulu yang ngangenin. Let’s check it out guys! 1. Kumpul-kumpul bareng keluarga tanpa adanya smartphone ataupun gadget serba canggih lainnya photo via Salah satu hal yang paling terlihat berbeda dari lebaran zaman dulu dan sekarang adalah momen kebersamaannya. Kalau zaman dulu sangat terlihat deh momen kebersamaannya, sungkeman silahturahmi, keluarga pada kumpul, makan-makan bersama, bersenda gurau bersama tanpa disibukkan dengan aktifitas bermain smartphone seperti saat ini. Meskipun sungkeman dan kumpul-kumpul keluarga masih tetap dilestarikan hingga kini, namun kebanyakan orang akan sibuk dengan smarthpone nya masing-masing, yang punya pacar akan sibuk chatingan sama pacar atau malah lebaran dirumah sang pacar. Tentunya momen kedekatan dan kebersamaan lebaran zaman dulu jadi lebih ngangenin dimasa sekarang. 2. Takbir keliling kampung berjalan kaki sambil bawa obor photo via Dari dulu hingga sekarang, takbiran masih dilakukan penduduk desa. Hanya saja pawai untuk merayakan malam takbir zaman sekarang sedikit berbeda dengan perayaan malam takbir zaman dulu. Sekarang takbir keliling dirayakan lebih meriah, tidak hanya berkeliling kampung, tapi sudah keliling di area perkotaan dan tidak berjalan kaki. Takbir keliling zaman sekarang dilakukan dengan motor, mobil-mobil pick up sampai truk yang dihias secantik mungkin. Tak lupa dipasang sound system dan bedug sebagai pelengkap malam takbir. Kalau zaman dulu, malam takbiran dimeriahkan dengan pawai obor. Lalu berjalan kaki beramai-ramai menyusuri jalan-jalan kampung sambil mengumandangkan takbir dan menebuh bedug dengan perasaan bahagia. Walaupun terkesan sederhana, hanya bermodalkan obor yang terbuat dari batang bambu, namun justru kesederhanaan itulah yang sangat berkesan dan ngangenin. 3. Lagu lebaran zaman dulu yang ngangenin Saat perayaan lebaran, tidak hanya tradisi unik saja yang memeriahkan idul fitri, namun juga ada lagu-lagu khas yang biasanya menggema pada momen-momen tersebut. Meskipun saat ini ada banyak lagu-lagu religi terbaru, namun lagu-lagu religi zaman dulu masih tetap ngangenin. Sampai-sampai kalau belum dengerin lagu-lagu religi zaman dulu maka lebaran terasa belum lengkap. Lagu-lagu religi zaman dulu yang ngangenin seperti lagu “Baju Baru” dari Dhea Ananda, “Minal Aidzin wal Faidzin” dari All Star, “Arti Puasa” dari Tasya hingga lagu “Jagalah Hati” dari Snada. 4. Tradisi bikin kue yang ngangenin photo via Nostalgia perayaan lebaran yang ngangenin berikutnya adalah tradisi bikin kue. Kalau zaman dulu, orang-orang sudah menyiapkan kue-kue lebaran 2 minggu sebelum Idul Fitri. Ada berbagai jenis kue kering hingga kerupuk yang semuanya buatan tangan sendiri. Sehingga nggak heran kalau cita rasanya berbeda-beda setiap rumah. Momen bikin kue bareng keluarga inilah yang sangat ngangenin. Meskipun saat ini, ada juga yang masih membuat kue dengan tangan sendiri, namun kue lebaran zaman sekarang tidak dibuat jauh-jauh hari. Kesibukkan tentang kue-kue ini hanya berlangsung 1 sampai 3 hari sebelum Idul Fitri tiba. Pasalnya kebanyakan orang lebih memilih untuk membeli kue-kue lebaran di supermarket, pasar atau bahkan toko online. 5. Kue lebaran zaman dulu photo via Selain kebersamaan bikin kuenya yang ngangenin, jenis-jenis kue zaman dulu juga bikin kangen. Walaupun sekarang sudah ada berbagai jenis kue lebaran dalam kemasan kaleng yang rasanya enak, tapi tetap saja kue-kue lebaran zaman dulu masih melekat dihati. Sebelum ada kastengel, nastar, ataupun kue kering kekinian lainnya, orang-orang zaman dulu lebih banyak menyuguhkan kue-kue tradisional, seperti kembang goyang, semprong, rengginang, dan masih banyak lagi. Jajanan kaleng era 90an juga sangat berkesan bagi kamu yang lahirditahun 90an. Jajanan kaleng ini wajib banget ada di meja ruang tamu saat lebaran dan pastinya kamu semangat banget buat milihin isinya yang kamu suka. 6. Halal Bi Halal ke rumah-rumah tetangga photo via Halal bi halal adalah istilah untuk saling mengunjungi teman, tetangga, dan sanak saudara untuk saling ber maaf-maaf-an. Kalau zaman dulu, setelah salat Id dan tradisi sungkeman selesai, orang-orang akan berkunjung ke tetangga-tetangga untuk ber maaf-maaf-an. Pintu rumah akan terbuka lebar untuk mereka yang bersilahturahmi untuk ber maaf-maaf-an. Zaman dulu halal bi halal ini dilakukan door to door, berbeda dengan sekarang yang melakukan halal bi halal melalui media online dan gadget modern. Kini banyak di antara kita yang saling bermaafan melalui handphone, media sosial, dan semacamnya. Pastinya halal bi halal zaman dulu ini sangat berkesan dan sangat ngangenin. 7. Tradisi menerbangkan balon kertas photo via Tradisi ini pasti sangat dirindukan oleh masyarakat Purbalingga. Tradisi menerbangkan balon kertas ini dulunya rutin diselenggarakan saat lebaran. Balon tersebut terbuat dari kertas minyak. Dikutip dari tingginya mencapai lima meter dengan diameter satu hingga dua meter. Dengan ukuran yang relatif besar, balon akan dipikul secara gotong royong oleh masyarakat ke tempat pelepasan. Uniknya, balon ini tidak dipompa seperti balon udara pada umumnya. Masyarakat akan memasukkan asap melalui cerobong. Jika sudah penuh dengan asap, balon akan langsung naik ke atas. Untuk menciptakan suasana yang lebih meriah, balon-balon tersebut akan diberi ekor yang dilengkapi dengan petasan dan parasut. Nantinya, petasan dan parasut ini akan berjatuhan setelah balon mengudara. Tradisi unik ini biasanya dilakukan di kampung-kampung. Namun kini, tradisi menerbangkan balon di Purbalingga telah dilarang oleh pemerintah karena dianggap membahayakan penerbangan. 8. Perang sarung photo via Anak-anak tahun 90an pastinya pernah merasakan bagaimana serunya perang sarung setelah shalat tarawih. Anak-anak akan melepas sarungnya dan akan menyerang temannya dengan kibasan sarung. Perang sarung biasanya akan berhenti jika sudah ada yang menangis. 9. Iklan Ramadan dan Idul Fitri Iklan ramadhan memang masih ada sampai saat ini, namun ada sedikit perbedaan dengan iklan yang dulu terutama bagi anak 90-an. Kalau dulu, banyak iklan-iklan Ramadan dan Idul Fitri tahun 90-an sampai era 2000-an yang mengandung makna sangat mendalam. Ketika iklan-iklan seperti ini tak lagi dijumpai pada masa sekarang, di sanalah generasi 90-an merasa ada sesuatu yang hilang pada suasana Lebaran tahun ini. 10. Sinetron sarat makna dan pelajaran photo via Sepanjang Ramadan menjelang Lebaran, dulu banyak banget sinetron sarat makna dan pelajaran yang diputar ketika waktu berbuka dan sahur, contohnya sinetron “Para Pencari Tuhan”, “Lorong Waktu”, hingga sinetron “Kiamat Sudah Dekat”. Sekarang sudah nggak ada lagi sinetron seperti itu. Tentunya membuat genarasi 90-an merasa kehilangan. Nah itulah beberapa nostalgia perayaan idul fitri zaman dulu yang ngangenin. Bagaimana menurut kalian guys? Ingin mengulang ke masa-masa dulu yang lebih sederhana namun menyenangkan?
Namundi sinilah perbedaan antara pesantren dulu dan sekarang yang cukup signifikan. Oleh sebab itu santri zaman dulu kalau susah menghafal, atau susah belajar, yang dilakukan adalah shalat, tirakat, sembari meninggalkan maksiat. Menghafalnya jauh lebih mudah dan lebih melekat. Ilmu dari Allah, maka mendekat pada Allah.
Kalau kamu orang Jawa, pastilah tahu tentang lebaran ketupat. Selain merayakan hari pertama lebaran, masyarakat Jawa seminggu kemudian juga merayakan lebaran ketupat. Jadi, pada saat hari pertama idul fitri masyarakat Jawa tidak membuat ketupat, tapi baru seminggu kemudian. Memang bukan tidak dilarang, tapi kebiasaannya begitu. Tradisi ini turun temurun di jaga sampai sekarang. Bahkan ada ritual khusus sebelum merayakan lebaran ketupat yang melibatkan perangkat desa atau orang-orang penting dalam pemerintahan. filosofi kupat lepet, foto Makna tradisi lebaran sangat dalam bagi masyarakat Jawa serta mengandung filosofi kehidupan tersendiri. Tujuannya sebenarnya sama dengan melaksanakan hari raya idul fitri yakni saling memaafkan serta bersilaturahmi yang biasa disebut Halal Bihalal. Makna Dari Lebaran Ketupat❤️ Sejarah Makna dan Filosofi Ketupat dalam Tradisi Lebaran, foto Tradisi lebaran ketupat ini dilaksanakan pada hari ke-7 pada bulan syawal yang juga dikenal sebagai hari raya kecil. Mengapa disebut demikian, karena pelaksanaannya setelah melakukan puasa syawal 6 hari. Sebagaimana sunnah rasul, setelah merayakan Idul fitri, satu hari setelahnya disunahkan berpuasa sampai 6 hari. Sehingga, pada hari ke-7 itu disebut dengan hari raya kecil atau lebaran ketupat. Lebaran berasal dari istilah Jawa yakni Lebar artinya selesai atau sudah berlalu. Maksudnya, lebar adalah telah berlalunya bulan ramadhan atau selesainya pelaksanaan puasa wajib sampai tibalah bulan syawal. Awal bulan syawal itulah pelaksanaan hari raya idul fitri. Lebaran Ketupat di Gorontalo, foto Kalau orang Jawa menyebutnya dengan Bodho atau Riyaya. Riyaya adalah singkatan dari kata hari raya. Sedangkan bodho dari istilah arab yakni ba’da yang artinya selesai. Jadi Bodho atau Riyaya sama artinya. Sementara makna ketupat adalah sajian khas Asia Tenggara yang terbuat dari beras, lalu dibungkus dengan janur atau daun kelapa berbentuk anyaman. Masyarakat Jawa sering menyebut ketupat dengan kupat. Terdapat dua bentuk ketupat yaitu jajaran genjang dan kepal umumnya, masing-masing mempunyai alur anyaman berbeda. Janur pembuat ketupat dipilih yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Negara tetangga seperti Brunei, Singapura serta Malaysia juga tahu tentang ketupat. Ketupat disajikan bersama opor ayam, sambal goreng, rendang dan beberapa masakan-masakan yang mengandung santan sesuai khas daerah masing-masing. Sejarah Tradisi❤️ tradisi lebaran ketupat, foto Asal muasal lebaran ketupat atau kupatan atau syawalan atau bodho kupat di Jawa ini sejak jaman pemerintahan Sultan Paku Boewono IV. Dilaksanakan pada hari ke-7 bulan syawal. Di lebaran ketupat inilah masyarakat Jawa membuat ketupat, opor serta hidangan khas lebaran lainnya. Selain ada ketupat, ada juga lepet yang terbuat dari ketan dan parutan kelapa. Selain untuk dimakan sendiri, sajian itu juga sebagai hidangan penyambutan tamu yang ingin melakukan halal bi halal di rumah kita. Sebelum memulai kegiatan, di pagi harinya setelah subuh ada upacara sedekah laut seperti larung kepala kerbau. Upacara tersebut mungkin berbeda pada setiap daerah. Upacara larung ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur karena Tuhan sudah memberikan rejeki kepada masyarakat dari lautnya. Lebaran Ketupat Durenan, foto Upacara tersebut diikuti oleh warga terutama para nelayan yang bekerja mencari hasil laut. Selanjutnya semua orang kembali ke rumah masing-masing. Setelah itu, mushola di daerah sekitar juga mengadakan shodakohan. Semua warga sekitar mushola boleh membawa makanan atau minuman, lalu dibacakan doa dan tahlil bersama. Setelah itu, dimakan bersama-sama. Kegiatan yang dilakukan saat lebaran ketupat di Jawa adalah silaturahmi atau berkunjung ke sanak saudara. Setelah meminta maaf dan bersilaturahmi, biasanya dilanjutkan dengan berwisata. Bisa berwisata ke destinasi dalam kota ataupun luar kota. Umumnya pergi ke daerah seperti pantai. Semua masyarakat Jawa sangat antusias merayakan lebaran ketupat ini. Olahan Masakan dengan Ketupat, foto Bahkan tempat-tempat wisata dipadati oleh pengunjung dari pagi sampai sore hari. Perayaan hari raya kecil meriah sekali, disambut penuh kegirangan oleh masyarakat Jawa baik anak-anak sampai orang dewasa. Filosofis Lebaran Ketupat❤️ Selain Sultan Paku Boewono IV, tokoh yang populer dalam mengenalkan budaya ini adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga merupakan tokoh yang pertama kali memperkenalkan ketupat. Ketupat atau kupat berasal dari singkatan kata ngaku lepat, artinya mengakui kesalaha. Tradisi Membuat Ketupat, foto Sesama muslim sebaiknya mau mengakui kesalahan, saliang memafkan serta melupakan semua kesalahan dengan bersama-sama menyantap ketupat. Karena itulah mengapa ketupat dipilih sebagai sajian pada waktu idul fitri. Makan ketupat merupakan sarana mencairkan suasana, sehingga bisa melupakan semua kesalahan dan damailah sesama muslim. Sebenarnya masih banyak filosofi mengenai ketupat ini. Bungkus kupat yang terbuat dari janur kuning merupakan lambang penolak balak. Janur berarti sejatine nur cahaya menyimbolkan bahwa pada hari memakan ketupat kondisi manusia telah kembali dalam keadaan suci setelah memperoleh pencerahan selama ramadhan. Sementara bentuk segi empatnya, menyiratkan prinsip dari kiblat papat lima pancer berarti bahwa kemanapun manusia pergi, pasti nantinya kembali menuju Allah. Kiblat papat lima pancer juga menggambarkan 4 macam nafsu dunia. Persiapan Lebaran Ketupat, foto 4 Macam nafsu tersebut adalah nafsu emosional, nafsu untuk memuaskan rasa lapar aluamah, nafsu dalam memiliki sesuatu yang indah supiah dan nafsu memaksa diri mutmainah. Keempat nafsu tersebut telah berhasil kita takhlukkan selama berpuasa ramadhan. Sedangkan anyaman ketupat, menyiratkan kesalahan-kesalahan manusia. Warna putihnya juga mencerminkan kebersihan dan kesucian yang akan diraih setelah memohon maaf. Beras sebagai isi ketupat melambangkan kemakmuran setelah hari raya idul fitri. Tradisi Grebeg Kupat, foto Tak hanya itu, kupat disajikan bersama opor ayam beserta sambal goreng. Makna dari opor ayam yang terbuat dari santan juga mempunyai arti tersendiri. Santan dalam bahasa Jawa disebut santen memiliki arti pangapunten atau memohon maaf. Sekarang kamu sudah tahukan tentang lebaran ketupat di Jawa. Tentu takkan penasaran lagi.
Asalusul peci hitam yakni HOS Tjokroaminoto., dipopulerkan Ir. Soekarno dengan pakaian dinas dan memakai peci hitam menirukan gurunya yakni HOS Cokoroaminoto. PECI bagi umat Islam di Indonesia sudah tidak asing lagi, barang pelengkap yang biasa dipakai kaum laki-laki ketika ibadah salat. Asal Usul peci bukan sekadar pelengkap ibadah salat.
Dari dua belas bulan di dalam setahun, momentum paling ditunggu para muslim ya bulan Ramadhan yang ditutup dengan hari lebaran. Apalagi ketika hari kemenangan tiba, di mana semua orang berkumpul dengan keluarga banyak mimpi serta keinginan yang dipupuk sejak jauh-jauh hari. Mulai dari menabung untuk mudik, membuat baju lebaran keluarga, jatah THR, dan lain sebagainya. Maka saat datang hari itu, baik kaum tua muda semua berbahagia merayakan dengan cara masing-masing. Namun seiring waktu berjalan, seseorang melewati lebaran demi lebaran dari usia anak-anak hingga tumbuh dewasa. Tentu momen lebaran yang dilewati terasa berbeda. Dan saat terkenang beberapa hal, perbedaan itu membuat kita merindukan masa-masa indah yang sudah berlalu. Berikut ini perbedaan momen lebaran saat kita masih kecil hingga kini dewasa. Jumlah Anggota Keluarga Dulu saat lebaran, keluarga masih lengkap dengan adanya ayah, ibu, kakek, bahkan nenek. Saat kita mulai dewasa, satu-persatu dari mereka yang menyayangi kita telah pergi. Dan kita hanya bisa mengunjungi pusara mereka. Keluarga besar masih lengkap vs keluarga berkurang [image source]Beberapa sanak famili juga mungkin mulai absen karena sudah membina keluarga baru, jadi harus membagi waktu dengan keluarga yang lain. Tapi saat ada yang beranjak pergi, ada pula adik-adik keponakan atau sepupu yang baru lahir, bakal meramaikan silaturahmi keluarga kita. Lama Waktu Liburan Liburan masa kecil vs liburan saat dewasa [image source]Saat masih kecil, liburan lebaran kita sangat panjang hingga hampir sebulan penuh. Namun ketika dewasa, belum juga lebaran hari ketujuh, bahkan masih hari ketiga, kita sudah harus kembali bekerja. Saat itu, bukankah rasa-rasanya terpikir untuk kembali ke masa kanak-kanak? Fenomena Ucapan Lebaran Jaman Dulu Dan Saat Ini Keseruan lebaran jaman dulu diramaikan oleh surat ucapan dengan berbagai desain unik. Anak-anak jaman dulu pun mengoleksinya dan dipamerkan saat masuk sekolah. Berbeda dengan jaman sekarang di mana kartu ucapan telah ditinggalkan penggunanya. Kartu ucapan lebaran vs ucapan lewat broadcast sosmed [image source]Sebaliknya akan banyak pesan broadcast ucapan selamat lebaran yang diucapkan kolektif dan tidak ada greget atau kesan emosionalnya sama sekali. Hanya dari copas satu ke copas lainnya. Ah betapa kangennya ya dapat ucapan langsung dari orang yang kita sayangi.. Bagi-Bagi Angpao Diberi angpau vs bagi-bagi angpao [image source]Masa kecil merupakan saat panen angpao dari paman, kakek, nenek, dan teman kerja orang tua kita. Selepas lebaran, dijamin celengan ayam kita bakal penuh bahkan tumpah-tumpah. Berbeda saat sudah dewasa, maka kita yang akan pusing mempersiapkan uang untuk bagi-bagi angpau untuk anak-anak yang akan berkunjung. Kebersamaan Hari Raya Idul Fitri Kebersamaan jaman dulu vs masa kini [image source]Jaman dulu, momen lebaran benar-benar digunakan untuk bersilaturahmi dengan orang-orang tercinta. Saling bercerita tentang banyak hal yang terjadi selama rentang waktu tak bersua. Kini, momen lebaran yang harusnya jadi ajang kebersamaan terkadang kalah dengan gadget. Semua sibuk update sedang apa dengan gadgetnya masing-masing, lupa deh update ke keluarga sendiri sudah melakukan apa saja selama tidak bersua. Jajanan Kue Lebaran yang Berubah Tiap Tahunnya Jajanan jaman dulu vs kue modern [image source]Meski jajanan jaman dulu mungkin tak selezat kue lebaran jaman sekarang, namun kehadiran makanan jadul itu sangat dirindukan. Apa yang membuatnya begitu diidamkan? Kuncinya adalah kenangan yang ada di dalam jajanan jadul itu. Bisa jadi kenangan bersama orang-orang tercinta yang kini sudah tak lagi di tengah-tengah kita. Misalnya, jajan lebaran khas yang hanya dibuat oleh nenek atau ibu, rasanya nggak akan tergantikan oleh cookies kemasan semahal apapun. Tempat Menghabiskan Libur Lebaran Tempat libur lebaran jaman dulu vs tempat liburan jaman sekarang [image source]Libur lebaran jaman dulu wajib dihabiskan di rumah keluarga semisal rumah nenek. Namun saat ini, tempat-tempat wisata nampaknya lebih ramai saat lebaran. Dan lagi, banyak juga tempat wisata yang bisa jadi pilihan agar kita bisa lebih dekat dengan keluarga. Beda Cara Mendapatkan Tiket untuk Mudik Mendapatkan tiket jaman dulu vs jaman sekarang [image source]Mudik lebaran jaman dulu lebih butuh perjuangan karena harus ikut nimbrung di antrian tiket yang mengular. Beda dengan saat ini, sambil tiduran pun kita dengan mudah bisa membeli tiket. Masa-masa sulit itu kadang dirindukan, meski tak ingin dirasakan lagi. Hal-hal di atas mau tidak mau harus kita rasakan saat momen lebaran datang. Beberapa hal nampak lebih mudah di zaman sekarang, namun ada beberapa hal juga menjadi sulit. Ya, begitulah, segala sesuatu selalu menghadirkan dua sisi yaitu kelebihan dan kekurangan, pun suka atau duka. Karenanya selagi masih sempat, usahakan selalu berbagi kebahagiaan dengan orang-orang tercinta di sekitar kita.
/ السلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ sebelumnya maaf untuk agan2 kaskuser semua ane masih neubie moga gak repsol :ngacir2[i perbedaannya gan jaman dlu berasa banget gan beda ama jan sekarang gk ada berkahnya kayak e gan coba rasain aja sendiri. 2.jaman dulu tiap jajananbikin sendiri gan gk ada yg beli jdi/instan tinggal m
Hasil Voting Capres & Cawapres Pilihan VIVAnians 1 Anies Baswedan - Agus Harimurti Yudhoyono 24117 Suara 2 Prabowo Subianto - Mahfud MD 19278 Suara 3 Ganjar Pranowo - Basuki Tjahaja Purnama 14241 Suara Terpopuler Selengkapnya VIVA Networks Komisaris Suzuki Indonesia, Soebronto Laras mengatakan, masih menunggu kebijakan pemerintah, dan dana segar dari konglomerat yang bersiap bikin pabrik kendaraan listrik. Modifikasi Aerox itu mengusung tema Camel Yamaha Moto GP Team, yang merupakan livery ikonik yang dikenakan pada motor YZR-M1 milik pembalap legendaris Valentino Rossi. Selengkapnya Isu Terkini
Tahunini, Lebaran terasa sangat berbeda sejak Coronavirus SARS-CoV-2 menjadi pandemi di seluruh dunia dan menyebabkan penyakit Covid-19. Tidak ada lagi perayaan meriah dan kehangatan berkumpul bersama keluarga besar. Sepi dan begitu suram. Berikut adalah beberapa perbedaan Lebaran Dulu dan Sekarang. 1. Tidak Ada Mudik Lebaran
Jakarta, CNBC Indonesia - Lebaran tahun 2023 atau 1444 H diperkirakan akan berbeda hari. Muhammadiyah sudah menetapkan Hari Raya Idul Fitri pada Jumat, 21 April 2023. Sedangkan, pemerintah diduga akan menetapkan Lebaran pada Sabtu, 22 April 2023. Anjuran pemerintah inilah yang akan menjadi patokan resmi perayaan Lebaran bagi seluruh umat Muslim di fenomena lebaran beda hari tidak perlu dipermasalahkan, karena bisa saja perhitungan antara kedua berbeda. Fenomena ini lagi-lagi bukan yang pertama, dan ternyata sudah sering, bahkan sudah menimbulkan perdebatan, sejak masa kolonial satu yang mencatat fenomena ini adalah orientalis dan pakar Islam asal Belanda, Snouck Hurgonje. Dalam catatan berjudul Nasihat-Nasihat C. Snouck Hurgronje Semasa Kepegawaiannya Kepada Pemerintah Hindia Belanda 1889-1936 Jilid VIII 1994, Snouck bercerita ada dua metode menghitung hilal peringatan 1 Syawal di masa kolonial. Pertama, berdasarkan penanggalan dan penglihatan terhadap bulan baru atau hilal. Biasanya metode ini dilakukan oleh orang Muslim terpelajar yang mengerti astronomi atau ilmu falak. Mereka melakukannya dengan melihat langsung datangnya bulan di langit di daerah dataran metode kedua, berdasarkan tanggalan yang ditentukan pemerintah Belanda. Tanggalan ini tanpa perhitungan khusus dan hanya menghitung hari sejak puasa hari pertama masa kolonial, Snouck melihat banyak orang yang mengikuti metode pertama. Jika sekarang perhitungan secara empiris atau rukyat dilakukan dengan ketentuan-ketentuan, seperti ketinggian bulan sekian derajat, maka di masa kolonial tidak atau saksi hanya perlu melihat bulan saja. Apabila sudah melihat, maka akan divalidasi. Hasil validasi inilah yang akan dikirim ke pemerintah kolonial untuk ditetapkan sebagai 1 akibat di tiap wilayah Indonesia memiliki perbedaan ketinggian, sudah pasti akan berbeda hasilnya. Di wilayah tertentu bulan sudah terlihat, tetapi tidak di wilayah perbedaan inilah, tulis Ensiklopedia Hisab Rukyat 2005, hari Lebaran juga berbeda. Meski begitu, untuk mensiasati ini biasanya pemerintah kolonial akan melihat suara mayoritas. Jika sekiranya bulan belum terlihat, maka libur lebaran ditambah satu hari untuk menggenapi puasa sebanyak 30 hari [GambasVideo CNBC] Artikel Selanjutnya Bisnis Ini Terbanyak Nunggak THR, Tempat Kerja Kamu Bukan? mfa/mfa
mkkci. h5m8kdi7zj.pages.dev/241h5m8kdi7zj.pages.dev/204h5m8kdi7zj.pages.dev/261h5m8kdi7zj.pages.dev/446h5m8kdi7zj.pages.dev/293h5m8kdi7zj.pages.dev/2h5m8kdi7zj.pages.dev/253h5m8kdi7zj.pages.dev/328
lebaran jaman dulu dan sekarang