transferpricing. Namun, tak jarang cukup banyak kasus pada perusahaan multinasional di seluruh dunia yang berupaya untuk memanfaatkan kelemahan hukum atau peraturan yang ada terkait praktik transfer pricing. Praktik penyalahgunaan transfer pricing yang pernah terjadi di Indonesia dan dimuat dalam berita CNBC Indonesia yaitu kasus PT. AGENDA PAJAK - DDTC ACADEMY Redaksi DDTCNews Jumat, 26 November 2021 1617 WIB DALAM beberapa tahun terakhir, tren sengketa pajak terkait dengan transfer pricing semakin meningkat. Sebagaimana diungkap dalam MAP Statistics 2020 yang diterbitkan oleh OECD, peningkatan jumlah kasus baru sengketa transfer pricing adalah sebanyak 11% pada tahun 2019. Dan pada 2020, meski dalam keadaan pandemi, jumlah kasus baru masih tetap sangat tinggi. Terdapat sebanyak kasus sengketa transfer pricing baru pada tahun 2020. Sumber grafik tangkapan layar Dalam konteks Indonesia, DJP menyampaikan bahwa tren peningkatan kasus transfer pricing disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah jenis transaksi yang semakin banyak dan kompleks. Pada praktiknya, materi pembuktian menjadi salah satu hal krusial yang harus dipersiapkan dalam persidangan di Pengadilan Pajak, tak terkecuali dalam sengketa transfer pricing. Terlebih lagi, putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan 3 hal, sebagaimana diatur dalam Pasal 78 UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak UU PP. Pertama, hasil penilaian pembuktian. Kedua, peraturan perundang-undangan perpajakan. Ketiga, keyakinan hakim. Oleh karena itu, dalam hal terjadinya sengketa transfer pricing, pihak yang berperkara di Pengadilan Pajak juga dituntut untuk cermat dalam membangun logika dan penyajian argumen yang akan dibahas dalam pengadilan. Termasuk di antaranya adalah memahami potensi kesalahan logika berpikir dalam berargumen yang biasa dikenal dengan istilah logical fallacies. Untuk itu, penting bagi pihak yang bersengketa agar memiliki pemahaman terkini mengenai berbagai peraturan yang relevan dengan upaya sengketa yang ditempuh, studi kasus, serta strategi yang efektif, sehingga dapat digunakan untuk memperkuat posisi dalam sengketa transfer pricing di Pengadilan Pajak. Sejalan dengan latar belakang tersebut, setelah sukses dengan gelaran acara Exclusive Transfer Pricing Webinar pada 19 November 2021 lalu, pada bulan Desember ini DDTC Academy kembali menggelar Exclusive Transfer Pricing Webinar yang selanjutnya dengan judul, “Strategi Efektif Menghadapi Sengketa Transfer Pricing di Pengadilan Pajak dan Studi Kasus”. Topik yang dibahas antara lain Studi kasus sengketa transfer pricing terkait intra-group services, intangibles, serta loss-making companies; Strategi efektif menghadapi sengketa transfer pricing di Pengadilan Pajak; Sumber hukum dalam menghadapi sengketa transfer pricing di Pengadilan Pajak dan UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman; Beban pembuktian dalam sengketa transfer pricing dan kaitannya dengan Pasal 69 dan Pasal 76 UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak “UU PP”; Pentingnya memahami Pasal 84 ayat 1 huruf f dan h UU PP, yaitu tentang putusan pengadilan yang harus menurut pertimbangan dan penilaian setiap bukti serta alasan hukum yang menjadi dasar putusan; serta pentingnya memahami Pasal 85 UU PP yaitu tentang Berita Acara Sidang; Pentingnya pemahaman atas fakta dan kondisi yang sebenarnya dalam analisis Fungsi, Aset, dan Risiko FAR Analysis; Kiat mendeteksi logical fallacies saat berargumen, yaitu kesalahan logika berpikir akibat dari penyampaian argumen yang salah, contoh kesalahannya antara lain ad hominem, straw man argument, red herring fallacy; dan Upaya penyelesaian sengketa transfer pricing melalui MAP dan perubahan terkini dalam UU HPP. Untuk melengkapi pemahaman dan pengalaman yang diperoleh oleh peserta, webinar kali ini juga dilengkapi dengan studi kasus transfer pricing dari kedua narasumber yang sudah berpengalaman dalam menangani sengketa transfer pricing di pengadilan pajak. Webinar diadakan pada Kamis, 16 Desember 2021 pukul WIB secara live melalui Zoom Meeting. Program ini akan dibawakan oleh 2 expert transfer pricing DDTC, yakni Senior Partner DDTC Danny Septriadi, dan Associate Partner DDTC Yusuf Wangko Ngantung. Selain itu, Darussalam, Managing Partner DDTC juga akan hadir menyampaikan opening speech. Danny Septriadi merupakan ahli transfer pricing yang terpilih sebagai highly regarded international leader di bidang transfer pricing di Indonesia oleh International Tax Review ITR dan menjadi salah satu world’s leading transfer pricing advisers 2015-2019 oleh Expert Guides. Tidak hanya itu, Danny Septriadi juga berpengalaman sebagai saksi ahli dalam sengketa arbitrase di London, Inggris dan saksi ahli transfer pricing di pengadilan pajak Indonesia. Narasumber kedua, yaitu Yusuf Wangko Ngantung, merupakan profesional DDTC yang telah mengantongi berbagai sertifikat serta lisensi domestik dan internasional, diantaranya Advanced Diploma in International Taxation ADIT dari Chartered Institute of Taxation CIoT, Inggris, kuasa hukum pengadilan pajak, dan lain sebagainya. Selanjutnya, dalam acara penghargaan International Tax Review ITR Asia-Pacific Tax Awards 2021 di Inggris, Yusuf terpilih masuk dalam nominasi kategori Tax Litigation and Disputes Practice Leader of the Year. Sebagai tambahan informasi, saat ini DDTC menjadi salah satu institusi dengan jumlah profesional bersertifikasi ADIT melimpah. Selain itu, DDTC memenangkan penghargaan Indonesia Transfer Pricing Firm of the Year dalam ajang ITR Asia-Pacific Tax Awards 2021. DDTC juga kembali mempertahankan posisi tier 1 konsultan pajak transfer pricing 2022 di Indonesia yang dirilis oleh International Tax Review ITR. Harga reguler untuk webinar ini adalah Terdapat harga spesial bagi klien DDTC, yakni sebesar Selain itu, terdapat pula paket “Harga Kolektif”, bagi peserta yang mendaftar secara kelompok minimal 3 orang, akan mendapatkan harga spesial, yakni per orang. Untuk paket “Harga Kolektif”, harap menghubungi Hotline DDTC Academy +62812-8393-5151 terlebih dahulu, atau klik link berikut untuk langsung terhubung via Whatsapp Setiap peserta webinar akan memperoleh e-certificate, soft file materi, materi pre-reading, dan juga berkesempatan untuk memperoleh voucher DDTC Academy senilai total Ayo, segera daftarkan diri Anda sekarang pada link berikut ini Pendaftaran ditutup pada Rabu, 15 Desember 2021. Membutuhkan informasi lebih lanjut? Hubungi Hotline DDTC Academy +62812-8393-5151 / [email protected] Sefty atau melalui media sosial DDTC Academy Instagram ddtcacademy, Facebook DDTC Academy, Twitter ddtcacademy, Telegram Channel DDTCAcademy, dan LinkedIn Group DDTC Academy. sap Cek berita dan artikel yang lain di Google News. Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
Jakarta- Tak hanya kasus restitusi fiktif dan praktek makelar pajak yang menggerus potensi penerimaan negara dari sektor pajak, praktek transfer pricing juga dinilai banyak merugikan. Menurut pengamat pajak dari Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Tax Watch, Iwan Piliang, pada 2009 saja, kerugian negara akibat praktek ini mencapai Rp 1.300 triliun.
Sejarah Unilever PT Unilever Indonesia Tbk perusahaan didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal Bapepam No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981. Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan dahulu Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan keputusan No. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933. Perluasan Unilever Indonesia Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever PT AL yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al. Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd. Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia PT KI dari Unilever Overseas Holdings Limited pihak terkait. Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham pooling of interest. Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004. Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk Ultra sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008. Kronologi 1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers 1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta 1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV – Angke, Jakarta 1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya 1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan Perang Dunia II 1965-66 Di bawah kendali pemerintah 1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing 1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta 1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya 1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya 1990 Terjun di bisnis teh 1992 Membuka pabrik es krim 1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi 1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut 1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang 2000 Terjun ke bisnis kecap 2001 Membuka pabrik teh – Cikarang 2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta 2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar 2004 Terjun ke bisnis makanan ringan 2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang 2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah Tentang Unilever Indonesia Ø Sejak didirikan pada 5 Desember 1933 Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain. Selama ini, tujuan perusahaan kami tetap sama, dimana kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari; membuat pelanggan merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain; menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila digabungkan akan membuat perubahan besar bagi dunia; dan senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk tumbuh sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Saham perseroan pertamakali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia seja 11 Januari 1982. Pada akhir tahun 2009, saham oerseroan menempati peringkat kketujuh kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Perseroan memiliki dua anak perusahaan PT Anugrah Lever dalam likuidasi, kepemilikan Perseroan sebesar 100% sebelumnya adalah perusahaan patungan untuk pemasaran kecap yang telah konsolidasi dan PT Technopia Lever, kepemilikan Perseroan sebesar 51%, bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor produk dengan merek Domestos Nomos. Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan. Kami memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada perusahaan. Terdapat lebih dari 300 karyawan tersebar di seluruh nutrisi. Perseroan mengelola dan mengembangkan bisnis perseroan secara bertanggung jawab dan berkesinambungan. Nilai-nilai dan standar yang Perseroan terapkan terangkum dalam Prinsip Bisnis Kami. Perseroan juga membagi standar dan nilai-nilai tersebut dengan mitra usaha termasuk para pemasok dan distributor kami. Perseroan memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Produk-produk Perseroan berjumlah sekitar 32. Visi & strategi v Sebuah visi baru Visi baru ini paham bahwa dunia sedang berubah. Populasi meningkat. Pendapatan meningkat di seluruh dunia diikuti dengan bertambahnya permintaan terhadap produk-produk konsumen. Produk seperti milik Unilever bergantung pada peningkatan sumber daya alam, baik itu bahan bakar ataupun bahan mentah lainnya. Di waktu yang bersamaan, perubahan iklim bukan hanya menjadi masalah untuk planet ini, tetapi juga melambangkan ancaman besar terhadap stabilitas ekonomi dan sosial. Kami mengetahui bahwa untuk mencapai tujuan perkembangan, maka kami harus mengurangi dampak keseluruhan terhadap lingkungan yang timbul dari usaha. Komitmen kami meliputi tidak hanya pabrik dan kantor melainkan juga dampak lingkungan dan hubungannya dengan sumber bahan mentah kami, melalui bagaimana cara para pelanggan menggunakan dan membuang produk kami. v Visi Unilever berusaha menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari. Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan juga bagi orang lain. Kami akan menginspirasi orang-orang untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang dapat memberikan perbedaan besar bagi dunia. Kami akan mengembangkan cara baru untuk melakukan usaha dengan tujuan mengembangkan perusahaan kami sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan. Kami sepenuhnya menyadari bahwa kami perlu mengembangkan model baru untuk pertumbuhan usaha. Kami bertujuan melaksanakan program kerja jangka panjang dengan supplier kami, para pelanggan dan rekan lainnya dalam mencapai tujuan ini. Dengan portfolio brand kami yang kuat, kehadiran yang menonjol pasar dan komitmen yang bertahan lama untuk berbagi nilai kreasi, kami percaya kami berada di tempat terbaik untuk mencapai tujuan ini. STRATEGI PEMASARAN SEMUA PRODUK PT. UNILEVER INDONESIA,Tbk. 1. Kumpulan Data Seperti kita ketahui, Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barangkonsumen memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-haridengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan. 2. Tujuan Pemasaran Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasikonsumen Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikanimbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat danlingkungan hidup. 3. Strategi tbk dalam memasarkan produk Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER tbk memiliki strategi – strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain 1. KEPEMIMPINAN HARGA RENDAH Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan sistimpengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin bisnis eceran diamerika serikat. Sistem mili wal-mart mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secaralangsung kepada pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka pada pejualan mencatat kode barang setiap barang yang melewati kasir dan mengirimkantransaksi pembelian langsung kepada komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkanpesanan dari semua toko wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok. Pemasok juga dapatmengakses daa penjualan dan persediaan wal-mart menggunakan teknologi web. Sistem inimampu membuat wal-mart mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikanpersediaannya untuk memenuhi permintaan pelanggan. 2. DIFERENSIASI PRODUK Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi Unilever tetapmempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecildan masih banyak lagi kemasannya. 3. BERFOKUS PADA PELUANG PASAR Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang lain,produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan caraterjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengandiadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya. 4. . MENGUATKAN KEAKRABAN PELANGGAN DAN PEMASOK Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok terhadapjadwal bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapanmengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu Unilever juga melakukan Tanya jawab kepadapara konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen mengeluh Dalam Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui mediaelektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak,sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk dari PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dll. Karena jika promosi yang dilakukanhanya melalui media elektronik maka PT. Unilever Indonesia tidak mendapatkan keuntunganyang optimal. Masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai kalangan dan tingkatan sosialyang beragam. Jika perusahaan tidak bisa menyentuh hati masyarakat semua kalangan makaperusahaan tidak dapat berkembang pesat. Makna dari iklan yang ditawarkan oleh perusahaanjuga harus bisa dipahami oleh berbagai kalangan, karena iklan adalah salah satu cara promosiyang bisa dilakukan oleh perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan yang melalui iklan elektronik proses pemasaran yang dilakukan Unilever juga menggunakanberbagai cara, diantaranya dengan berbagai program pemasaran yang dapat menarik perhatian pelanggan. Kupon belanja gratis produk unilever adalah salah satu cara promosiyang dilakukan oleh Unilever, selain itu diskon-diskon yang diberikan juga banyak menarik perhatian pelanggan yang berasal dari kalangan masyarakat menengah itu sendiri adalah kandungan utama dari manajemen promosi yang menggunakan ruangmedia bayaran untuk menyampaikan pesan, sementara para klien dan praktisi periklananmemandangnya hanya sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan konsumen. Iklan ini merupakan bagian dari bauran promosi, yang terdiri dari pemasaran langsung, PR PublicRelations, promosi penjualan, dan penjualan personal. Peranan merek produk juga sangatberperan penting, karena merek merupakan simbol dari sebuah produk yang dalam satu perusahaan terdapat berbagai macam merek yang berskala besar seperti ini hanya satu daripada beragam program promosi yangdilakukan Unilever, promosi inter-personal langsung ke pelanggan juga dilakukan olehUnilever dengan memberikan keuntungan khusus yang diberikan pada pelanggan setiapengguna produk Unilever. Dengan program pemasaran ini diharapkan Unilever dapatmencakup pangsa pasar yang luas di pasar konsumen Indonesia. Dalam pemasaran global, eksistensi perusahaan diperlukan dalam mengembangkan idepemikiran, baik dalam cakupan nasional maupun hal ini khususnyaperusahaan Unilever harus bisa membuat sebuah grand design mahakarya khususnya pemasaran global yang menuntut sebuah keajaiban-keajaiban dalam mengembangkan karir sebuah perusahaan khususnya unilever selain memantau jalannya proses globalisasi dari parapesaing. Mutlak adanya selalu diadakan apa yang disebut denganinovation treatment dalamsetiap sesi langkah-langkah karena itu pertanyaan lain dapat muncul seketika mengapa promosi perlu diadakan,jawabannya tentu saja iya, karena dalam beberapa aspek perusahaan salah satu tujuanpengembangan mutu perusahaan ialah dapat menyentuh seluruh lapisan konsumen dalam halini adalah sasaran global yang diadakan dan dibuat dari grand design tersebut, oleh karena itusebuah perusahaan unilever dapat fight dengan para pesaingnya baik dari dunia asing maupunpesaing-pesaing unggulan dalam juga terus mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen, melakukan inovasi danaktivasi produk, serta terus membangun citra produk. Hal ini merupakan sebagian daristrategi perusahaan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap brand-brand Unilever. Komunikasi yang disampaikan melalui iklan di berbagaimedia cetak maupun elektronik sangat efektif dan langsung mengenai sasaran,untuk evaluasi kedepannya PT. Unilever Indonesia,Tbk akan melakukan 4 hal demi tetap memiliki citrabaik pada konsumennya, antara lain branding, design, technical printing,dan merchandising. Sehingga dengan cepat hal tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk-produk yang dikeluarkan oleh PT. Strategi Promosi yang dapat dilakukanoleh yaitu  semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yangdibayar oleh suatu sponsor tertentu. Penjualan  Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginanmencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Masyarakat dan Publisitas  berbagai program untuk mempromosikan dan ataumelindungi citra perusahaan atau produk individualnya. Secara Pribadi  interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untukmelakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan Langsung  penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubungnon personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkantanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan. Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat, berkembangnyaberbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen maka Strategi Promosidirumuskan menjadi Sales Promotion Promotion and Co-Marketing Point Of Purchase Selling relations Publicity Advertising Internet Marketing contact Event, sponsorship Service Of Mouth Consumer market sales promotion techniques Ø Kupon → Sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya untuk mendapat penguranganharga seperti yang tercetak untuk pembelian produk tertentu. Ø Price-Off Deals → Memberikan potongan harga langsung ditempat pembelian. Ø Premium and Advertising Specialties → Barang yang ditawarkan dengan biaya yang relatif rendah atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu. Ø Contest and Sweeptakes → Hadiah adalah tawaran kesempatan untuk memenangkan uangtunai, perjalanan, atau barang-barang karena membeli sesuatu. Ø Sampling and Trial Offers → Penawaran gratis untuk sejumlah produk atau jasa pemberiancontoh produk. Ø Brand Placement → Salah satu teknik dari sales promotion untuk mencapai pasar denganmemasukkan produk pada sebuah acara televisi atau film. Ø Rebates → Memberikan pengurangan harga setelah pembelian terjadi dan bukan pada tokopengecer. Ø Frequency → Program ini merupakan salah satu teknik yang mengarah kepada program-program yang berkelanjutan seperti menawarkan konsumen diskon atau hadiah langsunggratis untuk mencapai terjadinya pengulangan dalam pembelian atau langganan dari merkatau perusahaan yang sama. Ø Event Sponsorship → Ketika perusahaan mensponsori suatu acara, membuat merek sangatditonjolkan pada acara tersebut sehingga membuat kredibilitas merek meningkatbersamaan dengan para penonton di acara. Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila dirancangdengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah atau kawasantertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena Unilever telah memilikipabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap negara. Hal ini dilakukan agar setiapnegara dapat membeli produk yang sesuai dengan keinginan dan kebiasaan mengkonsumsiproduk yang sangat erat hubungannya dengan cita rasa telah membuka cabang perusahaan di Indonesia. Untuk lebih dikenal olehmasyarakat indonesia dan bisa mendapat hati masyarakat Indonesia maka Unilever membuatproduk yang sesuai dengan cita rasa Indonesia seperi kecap Bango. Kecap merupakanmakanan yang terbuat dari kacang kedelai. Bisa dibilang kecap merupakan makanan yangkhas dari itu Unilever membuat produk kecap bango untuk di konsumsi masyarakat kecap bango bukan produk asli buatan unilever namun nama Unilever lebih terkenalkarena kecap bango sekarang ini merupakan produk yang dikembangkan oleh Unilever. Terlebih iklan yang ditampilkan di media tentang produk kecap bango sangat mencerminkan negara Indonesia. Dengan model-model yang berasal dari Indonesia, ini akan lebihmembangun image Unilever dimata konsumen di Indonesia. Konsumen akan mempunyaikeinginan untuk membeli produk kecap bango karena terkesan melihat iklan yangditampilkan tersebut. Walaupun konsumen hanya coba-coba membeli merek tersebut namunsetidaknya produk tersebut sangat dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu, kualitas sangat penting dalam pembuatan produk. Karena walaupun promosiyang dilakukan perusahaan sangat baik namun jika kualitas yang ditawarkan tidak diperhatikan maka promosi yang dilakukan bisa dibilang sia-sia saja. v Macam-macam Produk yang dikeluarkan Unilever PT. Unilever Indonesia,Tbk. Yang beroperasi di indonesia sejak tahun 1933, telah tumbuhmenjadi perusahaan penyedia consumer product yang mempunyai peran penting di adalah produsen merek-merek terkenal di seluruh dunia yang juga terkenal ditingkat regional dan lokal, antara lain Pepsodent, Lifebuoy, Lux,Dove, Sunsilk, Clear,Rexona, Rinso, Molto, Ponds, Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango, Taro dan masih banyak Unilever yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui melalui berbagai penghargaannasional dan regional yang diterima oleh perusahaan. PT. Unilever Indonesia melalui brand-brand nya kembali membuktikan keunggulannya dengan meraih peringkat Branding Award 2005´ yang diselenggarakan oleh Indonesia Brand IdentitySummit IBS bekerjasama dengan majalah SWA dan adalah peringkat yang diraih oleh brand-brand Unilever dalam setahun IndonesiaPackaging Consumer Award 2005. Sunsilk, Pepsodent, Lux, Molto, Lifebuoy, Axe dan Clear merupakan merek produk perawatan rumah dan tubuh home and Personal Care yang tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Sedangkan untuk produk makanan dan ice cream,ada blue band yang legendaries, Bango, Sari Wangi, Rpyco dan Wall¶s. Masih ada sederetmerek produk lagi yang bila disebutkan satu persatu namanya, terasa sangat akrab dengankehidupan jadi Anda mempunyai kenangan khusus tak terlupakan dengan salah satu atau lebihproduk buatan Indonesia Tbk ini. Benar, merek-merek yang disebutkan di atasmemang hanya sebagian kecil dari merek yang dikembangkan Indonesia, ini kami memiliki 33 merek dan beroperasi di 13 kategori sementara di seluruh dunia,Unilever memegang 400 brand,´ kata Presiden Direktur MauritsLalisang dalam sebuah wawancara khusus dengan SH di Graha Unilever Jakarta, sore Indonesia,Tbk merupakan anak perusahaan Unilever International yangberkantor pusat di dua kota yakni di London, Inggris dan Rotterdam Belanda. Sementara diIndonesia, Unilever berkantor pusat di Jakarta dan memiliki dua pabrik besar di Cikarang danRungkut Surabaya. Pabrik di Surabaya utamanya memproduksi sabun sedangkan diCikarang memproduksi es krim, margarin, dan berbagai makanan ringan. Secara umumUnilever menjadi pemimpin pasar barang konsumer consumer goods di Indonesia. Namun,kondisinya tidak sama untuk setiap kategori produk dan wilayah Unilever Indonesia telah berusia lebih dari 70 tahun dengan komposisi kepemilikansaham, Mavibel Maatschap voor Internationale Bellengginggen 85 persen dan publik 15 persen. Langit di Junjung Maurits mengungkapkan prinsip yang selalu dikedepankanUnilever dalam berbisnis. Di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Unilever pada dasarnya selalu mengikuti aturan yang berlaku dimana ia beroperasi,´ ujar Maurits. Itulah alasannya mengapa Unilever Indonesia memutuskan menjadi perusahaan terbuka. Menjadi perusahaan terbuka berarti pembayaran pajak lebih jelas dan transparan karena diaudit oleh lembaga yang berkompeten. Sebagai konsekuensinya, masyarakat bisa ikut memiliki saham Unilever Indonesia. Di Cina, Unilever menggandeng partner lokal karena pemerintah Cina mengharuskan seperti itu sementara di Thailand, Unilever Internationa lmenguasai saham enam tahun terakhir, penjualan Unilever di Indonesia bertumbuh dua digit atau diatas 10 persen. Omset penjualan untuk tahun 2004 mencapai US$1 2005 ini, saya perkirakan pertumbuhan penjualan akan meningkat signifikan dan tetap berada di atas dua digit,´ ujar Maurits Tahun 2004 merupakan tahun transisi bagi Unilever Indonesia. Mengapa demikian, karena kepemimpinan kembali berada tangan orang Indonesia asli setelah bertahun-tahun dipimpin oleh orang asing. Tahun lalu, Nihal Kaviratne dari India menyerahkan tongkat estafetnya kepada Maurits Lalisang yang sebelumnya menjabat. Direktur Corporate memang bukan orang lokal pertama yang menjadi presiden direktur tetapi orang ketiga setelah Yamani Hasan 1980an dan Sri Urip 1990an. Saat ini, tinggal dua orangasing yang menduduki jabatan Tak Kalah Menurut pandangan Maurits, potensi orang lokal sebenarnya tidak kalah dengan orang asing. “Saya merangsang anak-anak pergi ke luar negeri sehingga bisamemperkaya pengalaman dan pengetahuan,´ paparnya. Sampai saat ini Unilever Indonesiatelah mengirimkan 18 karyawannya ke luar negeri ada yang ke London, Thailand. Rotterdam,Shang Hai Cina dan satu kendala yang dihadapi yakni banyak orang Indonesia yang enggan ke luar negerikarena merasa sudah enak berada di yang dilakukan Maurits antara lainmengirim ke luar negeri untuk jangka waktu 1-2 tahun sehingga mereka bisa bekerja padabudaya dan lingkungan kerja yang berbeda. Ia mengakui kekuatan Unilever ada pada kualitassumber daya secara rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu diberikanpelatihan selama tiga bulan. Mereka tidak langsung kerja tetapi ditraining di berbagai bidangseperti manufaktur, pemasaran dan litbang penelitian dan pengembangan. Saat ini tenagakerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap berjumlah orang. Jika diansumsikan satu orangmemiliki empat anggota keluarga maka perusahaan menanggung nasib sekitar Indonesia saat ini menjadi pangsa pasar kedua terbesar bagi Unilever setelah India, mengalahkan Cina, Jepang dan Australia. ³Indonesia dilihat sebagai permata dari timur oleh Unilever pusat karena pangsa pasarnya memang sangat besar,´ kata Maurits. Bahkandua orang yang menduduki CEO Unilever di kantor pusat pernah bekerja di saat ini persaingan di industri barang konsumer sangat ketat baik dari pemain lokalmaupun pemain domestik. Pesaing dari luar seperti P&G sedangkan pesaing lokal sepertiWings. Namun Maurits menganggap positif yang namanya persaingan karena akanmenimbulkan inovasi dan tidak menyebabkan monopoli di pasar. Tantangan terbesar kini dan sangat merugikan adalah maraknya pemalsuan danpenyelundupan. Banyak produk palsu dan selundupan dari Cina sehingga membuat Unilever tidak kompetitif. “Karenanya pemerintah perlu menegakkan aturan main yang jelas karena dalam bisnis yang penting adalah adanya kepastian usaha dan kepastian hukum,´ harus berani menindak tegas terhadap barang-barang palsu dan selundupan dariCina yang menggangu industri secara hak cipta perlu dilakukan karena dibutuhkan biaya besar dalam riset danpengembangan serta biaya iklan. ³Hal ini sering membuat kita sebagai pelaku usaha frustasikarena pemerintah tidak mengambil tindakan tegas,´ ucap Maurits. Di samping itu, Mauritsberpendapat pemerintah perlu membuat infrastruktur yang memadai berupa jalan sehinggapemasaran produk dapat menjangkau ke seluruh wilayah dengan biaya ini juga sebagai kompensasi rencana penghapusan subsidi BBM di sektor industri. Terkait dengan penghapusan subsidi BBM bagi industri, Unilever kini menggantipenggunaan solar ke gas untuk pabriknya di Cikarang. Sayang, pasokan gas dari Pertaminatidak konsisten. Jika berniat mengurangi konsumsi minyak bumi maka penyediaan gas harusdilakukan pemerintah. Organik Unilever saat ini memang fokus melakukan pertumbuhanoraganik seperti peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur tidak menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan kiprahnya di Indonesia, Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisiteh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990, Yoohan dengan berbagai merek seperti Molto,Trisol, Whipol tahun 1998, kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003. Mauritsmenekankan, Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuanganinternal, tidak perlu injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukanjika bisa mendukung bisnis utama Unilever yang telah menekankan, Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi danmemasarkan barang-barang tidak akan berniat menguasai industri dari hulu sampai hilir meskipun memilikikemampuan dari segi pendanaan. Pertumbuhan organik lebih diharapkan,´ katanya. Hal inidibuktikan dengan pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara sepertiSingapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Walls dan teh SariWangi buatan made in Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor produk Unilever Indonesia mencapai enam persen dari omset penjualan. v Proses pembuatan brand Unilever Pada tahun 1990, Unilever memasukkan faktor kesinambungan ke dalam srategi kami secara formal. Kemudian, pada tahun 2005, kami mulai membuat agenda pada produk brand dengan proses yang dinamakan Brand Imprint. Sejak saat itu, Brand Imprints telah disesuaikan ke dalam semua kategori produk kami. Saat ini, pemikiran sosial dan lingkungan digabungkan dalam rencana inovasi dan pengembangan sejumlah brand utama kami. Pada saat yang sama, kami juga mengembangkan pendekatan kami pada corporate branding. Kami mulai memikirkan cara untuk membuat komitmen perusahaan Unilever dan menciptakan aktivitas agar lebih terlihat dan cocok dengan para konsumen kami. Dengan brand produk individu yang mengambil posisi kuat dalam isu sosial dan lingkungan, para konsumen akan melihat brand perusahaan pada nilai dan pendekatannya. Brand produk hanya dapat dikomunikasikan dengan efektif dan memiliki kredibilitas pada isu ini jika memiliki dasar yang kuat dalam pendekatan dan komitmen perusahaan secara keseluruhan. Ini mengarah pada pengembangan visi baru kami. v Melibatkan konsumen Penelitian kami menunjukkan para pelanggan tidak hanya ingin diyakinkan bahwa produk yang mereka beli diproduksi sesuai etika dan berkesinambungan, mereka juga ingin memilih brand yang baik bagi diri mereka dan juga orang lain. Namun, mereka juga memberi tahu kami bahwa mereka tidak merasa cukup mampu membuat perbedaan akibat tantangan yang terlampau besar dan efek tindakan perorangan yang terlalu kecil. Kami percaya bahwa kami telah berada di tempat dimana kami dapat membantu orang-orang memahami bagaimana mereka memilih brand dan dengan melakukan tindakan kecil, apabila ditambahkan dengan tindakan yang dilakukan orang lain, dapat membuat sebuah perbedaan besar di seluruh dunia. Sebagai contoh, brand deterjen Unilever digunakan dalam 125 miliar pencucian setiap tahunnya. Itu sama artinya dengan 14 juta pencucian setiap jam. Setiap saat, konsumen Unilever melakukan pencucian dengan suhu rendah atau dengan pengisian penuh, pengurangan energi, CO2 dan air memiliki jumlah kumulatif yang besar. Dengan konsumen yang menggunakan sekitar 70% dari gas rumah kaca, ajakan kepada para pelanggan melalui inisiatif seperti Cleaner Planet Planakan menjadi kunci utama dalam mencapai visi kami. v Meneliti dampak di setiap rantai nilai Komitmen Unilever mengurangi dampak lingkungan meluas pada rantai nilai – contohnya, dari pemilihan sumber daya bahan mentah untuk produksi dan distribusi Unilever kepada para konsumen sampai akhirnya pembuangan sisa kemasan. Di tahun 2008, Unilever mengembangkan sebuah metrik bagi empat area prioritas yang terkena dampak lingkungan pada rangkaian nilai Unilever emisi gas rumah kaca GHG air sampah sumber daya yang terpelihara Metrik ini didesain untuk mengukur dampak produk Unilever ketika digunakan oleh para konsumen, seperti ukuran gram gas rumah kaca pada setiap penggunaannya. Selama tahun 2009, sekitar produk diteliti untuk menambah pemahaman Unilever mengenai air, sampah dan dampak GHG pada 14 pasar terbesar Unilever. Pada tahun 2009, Unilever juga mulai mengembangkan metrik yang meliputi dampak sosial. Bagi brand Unilever yang mengemban misi sosial, ukuran ini memberi keuntungan lebih bagi masyarakat. Pada tahun 2010, Lifebuoy menjadi brand pertama untuk mengukur percobaan baru, yang membantu melacak dampak dari program Lifebuoy mengenai kebiasaan mencuci tangan selama lebih dari lima tahun. Perkembangan dari metrik ini akan memudahkan Unilever dalam meninjau keberhasilan portfolio Unilever dan memungkinkan Unilever untuk menunjukkan kepada para konsumen bagaimana tindakan kecil dan tindakan individu dapat memberi perbedaan yang besar. v Bekerja untuk orang lain Unilever tidak mempunyai semua jawaban terhadap tantangan dan dilema yang dihadapi usaha kami saat ini. Banyak isu kesinambungan yang hanya dapat ditanggulangi dengan kolaborasi dan pendekatan dengan pihak-pihak terkait. Jika kami hendak mewujudkan visi, kami harus bekerja sama dalam kemitraan. Para mitra kami membagi keahlian mereka, baik dalam isu-isu tertentu maupun jaringan pelaksanaan program di lapangan. Kami menggabungkan hal ini dengan pengalaman kami sendiri, keahlian pemasaran dan pengaruh komersial. Beberapa dari rekan kerja kami berupa hubungan jangka panjang formal dengan organisasi global terkenal; lainnya adalah kelompok informal dalam industri, LSM, pemerintahan dan lembaga PBB. Salah satu contohnya adalah pekerjaan di mana kami mempromosikan minyak kelapa yang berkelanjutan melalui koalisi usaha dan LSM, termasuk Greenpeace, Oxfam dan WWF. v Hubungan kerjasama global Mitra global utama kami adalah dengan World Food Programmedari PBB memberi makanan pada anak-anak yang kelaparan dan meningkatkan nutrisi mereka World Heart Federation mempromosikan kesehatan hati Global Alliance for Improved Nutrition membuat pendekatan baru mengenai fortifikasi makanan sampai menangani kekurangan gizi FDI World Dental Federation meningkatkan kesehatan mulut Global Public-Private Partnershipfor Handwashing with Soap menyelamatkan hidup anak-anak dengan mengenalkan cara mencuci tangan dengan sabun. v UN Global Compact Unilever juga berpartisipasi pada Global Compactyang digagas PBB dan berkomitmen untuk hidup dengan sepuluh prinsip Compactmengenai hak asasi manusia, perburuhan, lingkungan dan anti korupsi pada operasional usaha setiap hari. Kode Etik Prinsip Usahakami sudah lama mencerminkan tujuan Compact. Kami menyediakan informasi tahunan dalam Global Compact Communicationon Progressyang menjelaskan cara kami mengimplementasikan prinsip tersebut dalam usaha kami. Lihat tautan terhubung untuk lebih jelasnya. v Perkembangan komitmen Unilever Komitmen kami – dan perkembangan yang kami capai terkait hal-hal tersebut pada tahun 2009 – dapat dilihat melalui tabel di bawah ini.. Isu Topik Komitmen kami Perkembangan di tahun 2009 Kesehatan dan keamanan Nutrisi Melakukan evaluasi secara rutin mengenai portfolio produk makanan kami melalui Program Peningkatan Nutrisi Portfolio makanan kami tetap berada dalam pantauanrutin. 44% dari produk kami sejalan dengan standar internasional mengenai kandungansaturated dan trans fatpada gula dan garam Membimbing para konsumen untuk mendukung rekomendasi World Health Organizationmengenai penggunaan 5 gram garam per hari dengan mengurangi level garam dalam produk kami. Tujuan kami adalah mencapai 6 gram per hari pada tahun 2010 dan 5 gram pada tahun 2015. 76% dari portfolio kami telah memenuhi standar pada tahun 2010 yang membantu para konsument mengurangi 6 gram per hari Tampilan persentase dari Guideline Daily Amounts GDAmengenai lima nutrisi utama dalam satu kemasan produk dijual di Eropa sebagai bagian dari inisiatif amal CIAA. Telah mencapai lebih dari 90% produk yang berkualitas; rencana implementasi ditempatkan sebagai penyeimbang Menjangkau 100 juta orang pada tahun 2009–2020 melalui alat pengukur online Heart Age Sekitar 1,5 juta orang mengikuti uji Heart Age Memberikan bekal sekolah pada anak-anak di tahun 2009 melalui kerjasama kami dengan World Food Programmedari PBB Memberikan hampir 17 juta bekal sekolah pada anak-anak Kebersihan dan keamanan Mengubah perilaku satu miliar orang terhadap kebersihan pada tahun 2009–2015 melalui Lifebuoy dan program kemitraan lainnya Lifebuoy menjangkau jutaan orang di 23 negara melaluiGlobal Handwashing Day 2009. Program pendidikan kebersihan yang lengkap dilaksanakan di Indonesia, Pakistan, Srilangka dan Vietnam Sejalan dengan aktivitas kerjasama dengan FDI World Dental Federationyang berfokus pada kampanye sikat gigi setiap pagi dan malam Meluncurkan kampanyeBrush Day and Nightdengan FDI World Dental Federation Menjangkau lima juta orang muda pada tahun 2005–2010 dengan materi kepercayaan dirimelalui Dove’s Self-Esteem Fund Menjangkau sekitar 1,3 juta orang dengan program pendidikan, dengan total keseluruhan menjadi 4,8 juta Kehidupan bersinambungan Perkembangan usaha Mengurangi dampak lingkungan secara menyeluruh sambil mengembangkan usaha kami Menguji dampak gas rumah kaca, air dan sampah dari produk Sumber yang berkesinambungan Mengambil sumber teh untuk kantong the Lipton dan PG di Eropa Barat dari pertanianRainforest Alliance Certified™ di tahun 2010. Pembelian semua teh untuk kantong the Lipton kami berasal dari sumber yang berkelanjutan pada tahun 2015 Sekitar 80% dari Lipton Yellow Label dan pucuk teh PG terjual di Eropa Barat berasal dari pertanianRainforest Alliance Certified™. Secara global, sekitar 15% dari teh kami berasal dari pertanian Rainforest Alliance Certified™ Membeli semua minyak kelapa berasal dari sumber yang berkesinambungan pada tahun 2015 Pembelian ton minyak kelapa yang berkesinambungan melalui sertifikat GreenPalm meliputi 15% dari total pembelian kami Mengambil sumber telur 100% bebas-kandang untuk Produk Hellmann’s, Amora dan Calvé terjual di Eropa Barat pada tahun 2012 Mayones Hellmann’s Light di Amerika Utara Es krim Ben & Jerry di Eropa pada tahun 2004 dan di Amerika Serikat pada tahun 2010 Target Eropa Barat tercapai pada akhir tahun 2009, satu langkah lebih maju dari jadwal Pengambilan sumberdaya dimulai pada tahun 2009 dalam persiapannya untuk diterapkan pada tahun 2010 Target Eropa tercapai pada tahun 2004. sesuai rencana memenuhi target Amerika Serikat pada akhir tahun 2010 Uji kelayakan dari sumber Fairtrade untuk bahan es krim Ben & Jerry Di awal tahun 2010, Ben & Jerry berkomitmen bahwa semua bahan akan menggunakan sertifikasiFairtrade di Eropa pada akhir tahun 2011 dan dunia pada tahun 2013 Pendingin Pembelian lemari es krim baru yang menggunakan pendingin HC ramah-iklim yang dapat digunakan secara teknis dan praktis di manapun Sekitar lemari pendingin dibeli sejak tahun 2004 Perubahan Iklim Mengurangi CO2 dari energi yang dihasilkan manufaktur kami sampai 25% pada tahun 2010 diukur per ton produksi dibanding tahun 2004 Sekitar tahun 1995–2009, mencapai pengurangan sebesar 40% CO2 dari energi yang dihasilkan manufaktur. Sejalan untuk mencapai target 2012 Air Melanjutkan mengurangi penggunaan air pada operasional manufaktur kami per ton produksi Sekitar tahun 1995–2009, mencapai 65% pengurangan dalam penggunaan air Limbah manufaktur Melanjutkan mengurangi total limbah dari operasional manufaktur per ton produksi Sekitar tahun 1995–2009, mencapai 73% dalam mengurangi total limbah Pengemasan Menghapuskan penggunaan PVC untuk pengemasan kami, jika memungkinkan, pada tahun 2010 Mengenali teknologi yang membolehkan penghapusan semua PVC pada akhir tahun 2012 Sejalan dengan pencapaian target 2010 Bekerja dengan parasupplier untuk mengenali solusi teknologi yang baru Dampak ekonomi Hasil usaha Tujuan jangka panjang untuk menjadi peringkat tiga teratas pada referensi grup dari 21 perusahaan produk konsumen dengan total pemasukan investasi pemegang saham per tiga tahunan. Target yang tercapai dari tiga teratas peringkat ke 5 dari 21 Meningkatkan penetrasi dan konsumsi dari beberapa kategori kami oleh para pelanggan dari semua level pendapatan dalam pasar yang berkembang maupun yang baru muncul. Mencapai 49% dari penjualan pada pasar ini Petani Kecil Menggali kesempatan untuk meningkatkan sumber dari petani kecil untuk memastikan keamanan persediaan petani sekarang terlibat dalam proyekallanblackia di Afrika petani kecil memperoleh sertifikatRainforest Alliance di Kenya sekitar tahun 2007-2009 Tata kelola v Struktur manajemen Komitmen kami dalam perkembangan yang berkesinambungan dimasukkan dalam agenda bisnis melalui visi baru kami. Struktur manajemen untuk membantu kami memenuhi komitmen diintegrasikan ke dalam kerangka organisasi kami Dan tanggung jawab perusahaan diperjuangkan dan dipimpin oleh anggota dari Eksekutif Unilever Vindi Banga, Presiden Makanan, Rumah Tangga, dan Perawatan Pribadi. Eksekutif Unilever ini bertanggung jawab pada kepemimpinan operasional dalam usaha Strategi pengembangan sosial dan lingkungan adalah bertanggung jawab pada empat kategori produk dan tim brand global mereka. Kategori ini antara lain rempah-rempah, saus dan krim oles, es krim dan minuman; perawatan pribadi dan perawatan rumah tangga Dilakukan di beberapa perusahaan operasional kami meliputi tiga area Amerika; Eropa Barat; dan Asia, Afrika dan Eropa Tengah & Eropa Timur. Dibuat dan tindakan dikoordinasi oleh tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan kami CRISP. Tim ini terdiri dari pemimpin senior dari seluruh bisnis yang bertemu secara teratur dan dipimpin oleh anggota eksekutif Unilever kami, Vindi Banga Tata kelola kami sebagai tanggung jawab corporate citizen didukung oleh Komite Tanggung Jawab dan Reputasi Dewan Tim kepemimpinan kami dari CRISP dan Komite Dewan mendapat pengarahan dari Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever USDG – sebuah grup yang terdiri dari lima ahli eksternal dalam hal tanggung jawab perusahaan dan kesinambungan yang membimbing dan memberikan kritik mengenai strategi perkembangan kami. Struktur tata kelola ini didukung oleh tim kecil dari pusat perusahaan kami di London, dipimpin oleh Senior Vice-Presidentuntuk divisi Tanggung Jawab Perusahaan kami, yang menjadi anggota dalam tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan CRISP dan mendukung Komite Tanggung Jawab dan Reputasi Dewan kami serta Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever. Tim spesialis dalam Unilever mendukung pekerjaan kami dalam pemeliharaan seperti Pusat Keamanan dan Jaminan Lingkungan Hidup,Grup Kemitraan Kesehatan Global dan Grup Pengelola Pertanian Berkesinambungan. Tim ini juga menerima masukan eksternal, contohnya dari Dewan Penasihat Pertanian Berkelanjutan. v Pengawasan independen Komite Pertanggungjawaban dan Reputasi Perusahaan Kami mempunyai Komite Dewan Direktur Non-Eksekutif – komite pertanggung-jawaban dan reputasi perusahaan – yang bertanggung jawab memastikan bahwa kami mengelola bisnis kami dengan penuh tanggung jawab dan bahwa reputasi Unilever dijaga dan diperkuat. Hal ini memastikan bahwa Kode Etik Prinsip Usaha dan Kode Etik Mitra Usaha tetap sesuai dengan tujuan dan teraplikasi dengan baik. Komite ini bertemu secara rutin, dan terdiri dari empat direktur non-eksektutif yang independen. Brittan Pemimpin Nyasulu Murthy, dan Fresco. Komite ini menguntungkan dari kedua sudut pandang baik dari USDG dan CRISP. v Pengawasan independen Komite Audit Salah satu tugas dari Dewan Komite Audit adalah mengevaluasi pendekatan Unilever secara keseluruhan dalam hal manajemen resiko dan kontrol, juga prosesnya, hasil dan temuannya. Komite ini mempertimbangkan aplikasi dari Kode Prinsip Usaha sebagai bagian yang digunakan untuk mengevaluasi manajemen resiko v Tata kelola Kode kami Komite Kode Perusahaan Komite Kode Etik Perusahaan, dipimpin oleh Penasihat Umum kami, mengawasi implementasi dari Kode Etik Prinsip Usaha dan Kode Etik Mitra Usaha mewakili kepemimpinan operasional usaha, yaitu para eksekutif Unilever. v Manajemen Eksekutif Tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan CRISP Eksekutif Unilever, dipimpin oleh Chief Executive Officer kami, bertanggung jawab pada pengaturan laba dan rugi dan mengantarkan pada hal kesinambungan, ini juga didukung oleh tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan CRISP sebelumnya adalah Dewan Penanggungjawab Perusahaan. Tugas dari tim kepemimpinan CRISP adalah mengevaluasi strategi untuk memastikannya sejalan dengan bisnis kami dan memprioritaskan kesinambungan. Hal ini juga berarti mengawasi hubungan kerjasama global kami. CRISP terdiri dari para pemimpin dari kategori makanan dan rumah tangga dan perawatan pribadi, tanggung jawab korporat kami, brandperusahaan, R&D, supply chain, manajemen isu dan fungsi hukum. v Pendekatan eksternal Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever Keuntungan strategi kami dilihat dari pendekatan Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever USDG – lima orang spesialis eksternal internasional dalam tanggung jawab perusahaan dan kesinambungan. Mereka membentuk panel independen – dan terbuka secara bebas – ahli dalam mengarahkan dan memberikan kritik mengenai strategi perkembangan kami. Mereka adalah Esty – Dosen hukum lingkungan hidup, Yale University, AS Jun – Ahli air dan Direktur pendiri Institute of Public and Environmental Affairs IPEA, Cina Mehra – Pendiri dan CEO dari Centre for Social Markets, India Porritt – Direktur pendiri Forum for the Future, Inggris Ruge – Director General dari Mexican government’s Centre for Education and Training for Sustainable Development. Untuk memastikan posisi yang sesuai antara tim CRISP dan USDG, keduanya dipimpin oleh anggota dari Unilever Executive, Vindi Banga. v Masukan para ahli Pusat Keamanan & Jaminan Lingkungan Hidup SEAC Tugas SEAC adalah menyediakan bukti dan pengarahan ilmiah yang independen sehingga Unilever dapat mengidentifikasi dan mengatur Resiko bagi para pelanggan, pekerja dan lingkungan sehubungan dengan keamanan produk dan teknologi supply chain lingkungan, sehubungan dengan pemeliharaan brand Unilever, produk dan supply chain. v Input para ahli Grup Kemitraan Kesehatan Global Grup Kemitraan Kesehatan Global kami berhubungan dengan brand Unilever dan ahli dalam organisasi kesehatan global. Tugasnya adalah mengembangkan dan mengimplementasikan nutrisi yang sinambung dan solusi kebersihan, dengan tujuan menciptakan nilai bagi masyarakat dan usaha kami. v Input para ahli Grup Pengelola Pertanian Berkelanjutan Grup Pengelola Pertanian Berkelanjutan terdiri dari staf Unilever dari seluruh dunia yang bertanggung jawab mengatur Pengelolaan Pertanian Berkelanjutan. Tujuannya untuk mempromosikan supply chains yang terpelihara, fokus pada masa jangka panjang, akses yang terpelihara untuk panen utama Unilever. Profesor Jules Pretty dari University of Essex di Inggris bertindak sebagai penasihat utama bagi grup ini. Keuntungan grup ini adalah input dari Dewan Penasihat Pertanian Berkelanjutan, yang terdiri dari para ahli eksternal dari organisasi non laba dan institut penelitian untuk sektor amal dan pendidikan akademi. Tugasnya adalah menyediakan nasihat dan penilaian yang independen untuk menguatkan pembuatan kebijakan dalam Unilever. v Program lainnya Tim Dampak Lingkungan Hidup, Jaringan Penggalang Kesinambungan dan tim Pengelolaan Kemasan Berkesinambungan adalah tiga contoh nyata mengenai bagaimana suatu tim bekerja sama dalam menangani isu tertentu. Grup ini bekerja menguji jejak langkah Unilever, memformulasikan strategi, menyetujui kebijakan, bekerja dengan tim kategori dan brand untuk membuat tujuan yang spesifik dan mendukung tim dalam mengimplementasikan tujuan juga mencari nasehat dari para ahli eksternal. v Tujuan Perusahaan Pertama kali kami mengungkapkan Tujuan Perusahaan pada tahun 1996. Tujuan Perusahaan kami tidak membentuk sesuatu yang baru, tetapi lebih memperjelas mengenai apa yang kami yakini menjadi hal yang pokok dari perusahaan kami. Ini menggambarkan harapan mengenai Unilever nantinya sama halnya dengan menggambarkan nilai-nilai dan kepercayaan kami. Tujuan Perusahaan kami menggambarkan faktor-faktor yang kami percaya memberikan sumbangsih pada kesuksesan jangka panjang kami. Mereka juga menguatkan komitmen kami untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang berkesinambungan. v Kode Etik Prinsip Usaha Tujuan Perusahaan kami menyatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan memerlukan “standar tertinggi mengenai perilaku perusahaan terhadap setiap karyawan, masyarakat yang kami layani dan lingkungan yang memperoleh dampak dari kami”. Kode Etik Prinsip Usaha membentuk struktur berstandar dimana mereka bekerja. Kode ini didukung oleh standar tambahan operasional dunia pada isu seperti keamanan karyawan dan produk. Unilever mengevaluasi peraturan ini secara teratur untuk memastikan pemenuhan kebutuhan dari lingkungan usaha dewasa ini. Revisi kode etik terakhir kami dilakukan pada tahun 2001 dan peraturan terbaru telah disebarkan di seluruh bagian usaha kami pada tahun 2002. Kode ini berupa dokumen pendek, tertulis dengan jelas, bahasa yang sederhana, dan menyatakan prinsip-prinsip secara keseluruhan. Didesain agar mudah dibaca dan dipahami oleh semua karyawan kami. Hal ini dikarenakan kami percaya bahwa aturan seperti ini haruslah memiliki nilai praktis dalam bisnis sehari-hari kami. Kami mengharapkan setiap karyawan Unilever mengikuti semangat maupun aturan yang tertulis dari prinsip itu. Tujuan & prinsip Tujuan corporate Unilever adalah bahwa kesuksesan memerlukan “standar tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.” Tujuan corporate Unilever adalah bahwa kesuksesan memerlukan “standar tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.” Ø Selalu bekerja dengan integritas Beroperasi dengan integritas dan rasa hormat pada orang-orang, sentuhan bisnis Unilever pada organisasi dan lingkungan selalu menjadi pusat dari tanggung jawab corporate Unilever. Ø Dampak Positif Unilever bertujuan memberikan dampak positif dengan berbagai cara melalui brandkami, melalui kegiatan komersial dan hubungan kami, melalui kontribusi sukarela, serta berbagai cara lain dimana kami berhubungan dengan masyarakat.. Ø Menjalankan aspirasi kami Tujuan corporate kami telah memberikan aspirasi bagi kami untuk mengelola bisnis. Hal ini diperkuat peraturan kami dalam prinsip-prinsip bisnis yang menjelaskan standar operasional yang diikuti semua karyawan Unilever, dimanapun mereka berada diseluruh dunia. Aturan ini juga mendukung pendekatan kami pada pemerintah serta tanggung jawab corporate. Laporan Ø Pendekatan kami Kami berusaha memberikan laporan yang transparan dari perkembangan kami setiap tahun melalui onlineLaporan Perkembangan Berkesinambungan. Website kami selalui diperbarui sepanjang tahun dan berisikan data yang kaya – baik yang inti maupun yang detil – untuk memenuhi kebutuhan para konsumen maupun para ahli. Kami juga menghasilkan dokumen ringkas yang dicetak–Tinjauan Perkembangan Berkesinambungan – untuk mendukung laporan situs kami. Tinjauan ini menjelaskan bagaimana kami terus mengintegrasikan kesinambungan dalam bisnis dan brand kami dengan menjelaskan dampak bahan kami yang paling penting. Secara internasional, kami telah melaporkan hasil kerja lingkungan kami sejak tahun 1996, dan hasil sosial kami sejak tahun dari perusahaan kami juga menghasilkan laporan kesinambungan seperti, Unilever di Brasilia dan Unilever di Srilangka. v Laporan tahun 2009 Pada bulan Maret 2010, kami menerbitkan secara online Laporan Perkembangan Berkesinambungan 2009 dan Tinjauan Perkembangan Berkesinambungan 2009,Menciptakan Masa Depan Lebih Baik Setiap Hari’, bersamaan dengan Laporan Tahunan 2009. Tinjauan Perkembangan Berkesinambungan 2009 berfokus pada topik yang telah kami identifikasi sebagai bahan isu meliputi Bagaimana kami memberikan sumbangsih dalam meningkatkan kesehatan, nutrisi, kebersihan dan kesejahteraan Bagaimana kami menangani tantangan pemeliharaan yang kritis seperti sumber daya yang terpelihara, pendingin, perubahan iklim, air, limbah pabrik dan pengemasan Bagaimana kami menciptakan kekayaan dan memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ekonomi dalam masyarakat dimana kami beroperasi. Dalam laporan online kami mengenai Laporan Perkembangan Berkesinambungan 2009, kami membahas topik ini dengan lebih detil dan meliputi sejumlah isu kepedulian semua pihak terkait. Isinya meliputi aspek dari tanggung jawab perilaku bisnis, seperti bagaimana kami menanggapi kepedulian para konsumen, memperlakukan para karyawan dan pekerja kontrak sementara kami, bekerja sama dengan rekan kerja dengan para pelanggan dan supplier, serta turut mengambil bagian dalam kehidupan masyarakat lokal di seluruh dunia. Laporan online kami diterbitkan pada akhir bulan Maret 2010 dengan data awal di tahun 2009 untuk CO2 dari energi, air dan total limbah – tiga kunci utama pengukur hasil eko-efisiensi kami, dan dua pengukur hasil kerja kami – kegagalan dan Total Tingkat Frekuensi yang Terekam. Laporan ini dipastikan selalui diperbarui dan data akhir 2009 untuk semua hasil kerja kami diukur pada bulan Mei. Lihat laporan jaminan independen yang disiapkan oleh Deloitte LLP untuk keterangan lebih lanjut. .. v Menyampaikan isu bahan kami Pemeliharaan sekarang ini adalah pusat dari strategi bisnis kami. Sumber daya yang berkesinambungan adalah kunci utama dari bahan mentah pertanian dan desain produk untuk sumber daya yang terbatas di dunia adalah hal penting untuk kelanjutan perkembangan bisnis dan kesuksesan kami. Kami memasukkan isu manajemen sinambung dalam fungsi utama bisnis seperti manajemen penyediaan, manajemen kategori dan pemasaran. Aktivitas dan laporan kami berfokus pada materi isu kami yang sangat mendefinisikan materi isu sebagai berikut dimana sebuah isu terkait dengan bisnis, portfoliobrand dan geografi kami dari pengaruh Unilever terhadap isu yang potensial terhadap operasional kami, sumber daya dan para pelanggan sebuah isu bagi semua pihak yang terkait. Hal ini memungkinkan kami mengembangkan strategi yang tepat dan kebijakan berdasarkan penelusuran kami terhadap kecenderungan masa kini dan yang baru muncul. . v Inklusivitas dan tanggapan Untuk memastikan inklusivitas’ kami mengambil sejumlah dampak terhadap masyarakat dan kepedulian pihak-pihak terkait. Untuk melakukannya, ini memerlukan pemetaan yang detail dan sesuai engan isu; melanjutkan masukan dari pihak-pihak terkait berikut tanggapannya; dan pertolongan para rekan untuk membimbing arah kami. Isu seringkali kompleks dan kami terus melanjutkan pekerjaan di area dimana kami belum memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai dampak yang kami timbulkan. Sebagai perusahaan yang berfokus pada konsumen, tanggapan’ dibangun dalam pendekatan sehari-hari kami untuk memahami dan menanggapi aspirasi dan kepedulian para konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan integrasi yang lebih besar terhadap kepedulian sosial, ekonomi dan lingkungan terhadap usaha danbrand kami, dimulai dengan fase inovasi, dimana kami memastikan kesuksesan masa depan kami, dan juga meningkatkan laporan kami kepada pihak-pihak terkait. v Dasar pelaporan Definisi dan dasar dari pelaporan untuk indikator lingkungan dan proses keamanan kami pada tahun 2009 digambarkan dalam dokumen yang dapat diunduh dengan judul Dasar pelaporan’. v Pemecahan Masalah Dalam hal ini masalah yang dihadapi PT. Unilever,Tbk adalah masalah penipuan yang mengatas namakan PT. Unilever. Yaitu dengan menyelipkan kertas undian yang diletakkandidalam produk Unilever seperti shampo, Rinso dsb. Penipuan seperti ini bagi orang yangmudah tergiur akan sangat merugikan. Ia biasanya langsung senang dan tanpa berfikir langsung menelpon nomor oknum yang ada dalam kartu undian tersebut Dan ujung ujungnya minta transfer uang. Dalam promosi PT. Unilever tidak mengalami masalah karena dalam stateginya PT. Unilever sangat hati-hati sehingga tujuan perusahaan dengan mudah merek bukan lagi sekedar sebagai nama ataupun sebagai pembeda dengan produk-produk pesaing, tetapi sudah menjadi faktor penentu untuk dapat menjadi ³trend setter´ dibidang industri. Banyak perusahaan yang berhasil karena memiliki reputasi merek, sehinggadapat membuka distribusi di kota-kota lain bahkan negara-negara lain dengan menarik pelanggan sasaran melalui kekuatan-kekuatan merek yang mereka miliki. Sebuah merek yangtelah mencapai ekuitas tinggi merupakan asset yang berharga bagi perusahaan Untuk itu, mempertahankan dan meningkatkan ekuitas merek bukan pekerjaan mudah, karenayang dihadapi adalah ekspektasi pelanggan. Konsumen akan merasa ³familiar´ dengan namamerek yang pertama masuk ke pasar, sekalipun merek-merek yang masuk belakanganberkinerja lebih baik. Ini akan mengarah kepada terciptanya kesetiaan yang lebih besar padamerek pertama dan pelangaan menjadi kunci sukse tidak hanya dalam jangka pendek tetapikeunggulan bersaing yang berkelanjutan. Contohnya seperti sabun kecantikan merek Lux,yang merupakan sabun kecantikan pertama yang masuk ke pasaran di Indonesia. Sabunkecantikan merek Lux memperluas jenis produk sabun mandinya, yang tidak hanya sabunmandi yang berupa batangan padat tetapi juga berupa sabun mandi perlu dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas tinggi, sehingga konsumen dapatmemahami sebuah produk hanya melalui eksistensi, fungsi, citra dan mutu. Kualitas di matakonsumen lebih bersifat subyektiif, tergantung bagaimana persepsi konsumen terhadapproduk kemudian jumlah merek yang dikenal konsumen semakin banyak, maka perananmerek dapat diperluas sehingga mampu memberikan asosiasi tertentu dibenek merek akan sering dihubungkan dengan fungsi dan citra khusus. Nilai yang didasarimerek sering kali didasari pada asosiasi-asosiasi spesifik yang berkaitan merek brand association diupayakan dengan slogan, atau posisi yang diinginkan,atau dengan strategi brand identity, yaitu menciptakan atribut yang penting sebagai bahanyang dipersepsikan konsumen. Asosiasi-asosiasi merek seperti Ronald bisamenciptakan sikap atau perasaan positif yang berkaitan dengan suatu dan kwalitas berperan sebagi persepsi yang mempengaruhi keputusan membelipelanggan. Nilai haruslah menjadi landasan strategi dan taktik, karena nilai merupakan alasanmengapa konsumen menggunakan produk dan tetap setia loyal. Nilai suatu brand yaitumenciptakan semakin banyak komsumen yang setia, konsumen yang setia loyal adalahtujuan setiap pelanggan terhadap merek merupakan salah satu aset merek. Hal in sangat mahalnilainya karena untuk membangunnya banyak tantangan yang harus dihadapi sertamembutuhkan waktu yang sangat lama. Ø Menjelaskan tentang Analisis swot Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk memutuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat me maksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman Threats. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis strategi planner harus menganalisis faktor – faktor strategis perusahaan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untukanalisi ssituasi adalah Analisis SWOT. Ø Cara membuat analisis swot SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang opportunities dan Ancaman threats dengan faktor internal Kekuatan strengths dan kelemahan weaknesses. Kuadran 1 Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada. Kuadran 2 Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Kuadran 3 Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kuadran 4 Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Kekuatan Strengths 1. Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model – model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen lebih spesifik perempuan untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam iklan PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing top Brand Survey, edisi khusus 20073. Pemimpin pasar consumer goods di Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan ice Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk. Kelemahan Weaknesses 1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen SDM, keuangan, dan lain-lain dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk Jumlah karyawan yang Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri. Kesempatan Opportunities 1. Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya laki-laki 49,9% dan 50,1% Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %. Ancaman Threats 1. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang Melemahnya daya beli Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya pemasaran Adanya penghapusan subsidi BBM bagi Tidak konsistennya pasokan gas dari Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi produk-produk luar Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang membahayakan komunitas orang Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk Produk pesaing dengan harga lebih rendah. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dalam makalah ini adalah Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila dirancangdengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah atau kawasantertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena Unilever telah memilikipabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap negara Ø Strategi-strategi yang ditempuh PT. Unilever ini sangat baik dalam dunia usaha sehingga kendala dan masalah yang dihadapi sangat sedikit dan tidak menjadi masalah besar dalampeusahaan besar ini. Ø Strategi promosi yang dapat dilakukan oleh PT. Unilever yaitu Penjualan Masyarakat dan Publisitas Secara Pribadi 5. e. Pemasaran Langsung Sangat baik dalam dunia usaha sehingga patut ditiru perusahaan lain disamping kualitas yang bagus Saran Dalam masalah yang dihadapi PT. Unilever yaitu mengenai penipuan kupon yang diselipkandalam produk kemasan. Sebaiknya diadakan penyuluhan mengenai hal tersebut kepadamasyarakat sehingga konsumen tidak merasa dirugikan. dan penanganan serius dalam tindak penipuan kupon pelangaan menjadi kunci sukse tidak hanya dalam jangka pendek tetapikeunggulan bersaing yang berkelanjutan. Contohnya seperti sabun kecantikan merek Lux,yang merupakan sabun kecantikan pertama yang masuk ke pasaran di Indonesia. Sabunkecantikan merek Lux memperluas jenis produk sabun mandinya, yang tidak hanya sabunmandi yang berupa batangan padat tetapi juga berupa sabun mandi perlu dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas tinggi, sehingga konsumen dapatmemahami sebuah produk hanya melalui eksistensi, fungsi, citra dan mutu. Kualitas di matakonsumen lebih bersifat subyektiif, tergantung bagaimana persepsi konsumen terhadapproduk itu. Transferpricing is a price arrangement between some related parties. One of its goals is to minimize taxes that must be paid by companies. One of them is the Toyota Group Multinational Company. The aims of this study are to review the Toyota case and transfer pricing regulations in Indonesia. The Nos últimos anos, em decorrência da globalização e do estreitamento de relação entre diversos países, tornou-se muito comum a atuação de grandes corporações em vários países e até mesmo em continentes distintos. Tal fenômeno levou ao surgimento de inúmeros conceitos outrora inexistentes. Dentre os quais, destaca-se o tema objeto deste artigo, o denominado Transfer Price ou, simplesmente, Preço de sabido que a grande maioria dos países cobra imposto sobre a renda. Todavia, cada país tem suas próprias regras em termos de apuração e, principalmente, carga tributária. Dessa forma, operações que possam influenciar na apuração do tributo tendem a chamar a atenção dos entes tributantes. Independentemente do país em que linha, têm-se as operações de importação e exportação entre empresas vinculadas. Uma vez que, em função dos interesses em comum dos envolvidos, podem ser realizadas a preços substancialmente diversos daqueles que seriam praticados em operações normais, com empresas não relacionadas. Tais divergências poderiam surgir única e exclusivamente com o objetivo de praticar-se a chamada evasão de divisas. Remetendo assim rendas auferidas em determinado país para outro. Em virtude de o segundo submeter a renda a uma carga tributária inferior em relação ao primeiro. Nesse cenário, o Transfer Price aparece como um limitador aos preços praticados nestas operações. Que possui o intuito de evitar a diminuição indevida da renda de Transfer PriceNo Brasil, o conceito foi incorporado ao ambiente jurídico-tributário por meio da Lei de 27 de dezembro de 1996. Além de definir o conceito de pessoa vinculada para fins de aplicação das normas por ela implementadas, a lei procurou estabelecer critérios de cálculos do Preço de Transferência. Tanto nas importações quanto nas exportações, para fins de dedutibilidade ou reconhecimento de receita, artigos 18 e 18-A, foram definidas regras para o cálculo do valor admitido como custo dedutível na apuração do Lucro Real, nas operações de importação de bens e serviços realizadas entre pessoas dos PreçosFicou delegada ao contribuinte a possibilidade de escolher entre quatro formas de cálculo, quais sejamMétodo dos Preços Independentes Comparados – PIC,Método do Preço de Revenda menos Lucro – PRL,Método do Custo de Produção mais Lucro – CPL,Método do Preço sob Cotação na Importação – regras relativas às exportações foram disciplinadas nos artigos 19 e 19-A da mesma lei. O dispositivo menciona que a receita auferida nas operações de exportação realizadas com pessoa vinculada ficará sujeita ao arbitramento. Este quando o preço médio praticado nas exportações durante o período de apuração for inferior a 90% do preço médio praticado no mercado efeito de determinação do valor da receita, caso o preço médio seja inferior ao limite previsto, foram estipulados os seguintes métodosMétodo do Preço de Venda nas Exportações – PVEx;Método do Preço de Venda por Atacado no País de Destino, Diminuído do Lucro – PVA;Método do Preço de Venda a Varejo no País de Destino, Diminuído do Lucro – PVV;Método do Custo de Aquisição ou de Produção mais Tributos e Lucro – CAP ;O Método do Preço sob Cotação na Exportação – lei definiu ainda regras para dedutibilidade dos juros pagos ou creditados a pessoas vinculadas. Ficou estabelecido que, somente seriam dedutíveis os valores dos juros calculados com base no valor da obrigação. Mediante aplicação das taxas previstas nos incisos do parágrafo 6º do artigo 22. Conforme o caso, acrescida da margem percentual a título de spread. O montante dos juros que exceder esse valor deverá ser adicionado ao lucro relativas ao Transfer PriceAlém de todo o exposto, em seu artigo 23, a Lei determinou que as regras relativas ao Transfer Price deveriam ser aplicadas também quando as operações forem realizadas com pessoas residentes ou domiciliadas em países ou dependências com tributação favorecida. Ainda que não vinculadas, tanto em relação às importações e exportações, quanto em relação aos seja, além de se atentar quanto às definições de pessoa vinculada, o contribuinte também deve levar em conta o país de domicílio das empresas com as quais opera. Os países e dependências com tributação favorecida estão relacionados no artigo 1º da Instrução Normativa de 04 de junho de 2010. Outrossim, o artigo 24-A também obriga os contribuintes a aplicarem as regras de apuração dos Preços de Transferências em operações realizadas em regime fiscal privilegiado. Trazendo assim os conceitos deste regime nos incisos do parágrafo único deste papel da Consultoria TributáriaPor tais motivos, é comum dos depararmos, em nossas atividades de consultoria tributária, com empresas que, embora realizem operações com pessoas domiciliadas em países ou dependências com tributação favorecida, especialmente Hong Kong na China, não tinham conhecimento de sujeição às regras de Transfer Price. Todavia, cabe-nos alertar que, atualmente, com os diversos programas atrelados ao SPED, a Receita Federal tem plenas condições de identificar operações sujeitas às normas de Preço de disso, evidencia-se a necessidade de o contribuinte atentar-se quanto às disposições previstas. Uma vez que, eventualmente, pode estar sujeito às regras estabelecidas em relação as suas operações com o exterior. Outrossim, no caso de suas importações ou exportações se enquadrarem nas hipóteses sujeitas ao Transfer Price, a pessoa deve avaliar todos os métodos de cálculo do Preço de Transferência e escolher o que melhor se adeque às suas necessidades. Uma vez que eventuais erros na adoção da metodologia de cálculo terão impacto direto no fluxo de caixa, em virtude do aumento indevido dos valores a recolher relativos ao IRPJ e à Everton de Oliveira Consultor Tributário.Fonte BLB Brasil Auditores e Consultores - transferpricing senilai US$9,4 miliar dalam kurun waktu 2007 sampai dengan 2009.9 Di Indonesia praktek transfer pricing juga dilakukan oleh beberapa perusahaan multinasional. Hal ini sejalan dengan BAB III Mengenai PT. Unilever Indonesia, Tbk Unilever merupakan sebuah perusahaan multinasional yangmemproduksi barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaanini didirikan tahun 1930 memproduksi makanan, minuman, pembersih, dankonsumen pribadi. Beberapa merek terkenal milik Unilever adalah Rinso,Sunsilk, Dove dan Indonesia, Unilever bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen,margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim,makanan dan minuman dari teh dan produk-produk Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagaiZeepfabrieken Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubahmenjadi PT Unilever Indonesia dan pada 30 Juni 1997, nama perusahaandiubah menjadi PT Unilever Indonesia, Tbk. Unilever Indonesiamendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa EfekSurabaya pada tahun berdiri sampai dengan saat ini PT. Unilever Indonesia, Tbk ULImenunjukkan perkembangan usaha yang pesat dilihat dari skala usaha danhasil satu kunci sukses ULI terletak pada strategi pengembanganSumber Daya Manusianya, yaitu penerapan program program ini membawa hasil yaitu diangkatnyaSri Urip Simeon sebagai Presiden Direktur ULI, dengan jabatan ini Sri UripSimeon merupakan wanita yang paling senior dalam jajaran pimpinanUnilever di seluruh diketahui bahwa Sri Urip Simeon telahmengabdikan dirinya dan berkarier di ULI selama 25 Pengembangan Sumber Daya Manusia berorientasi pada tujuandan kebutuhan bisnis di masa kini dan yang akan datang, yang berarti harusselalu menyesuaikan diri dan mengantisipasi setiap terjadinya perubahan-perubahan lingkungan bisnis dalam menghadapi era perdagangan bebas, Darikasus dan teori yang disebutkan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya transfer pricing merupakan praktik legal yang biasanya dilakukan perusahaan multinasional sebagai kebijakan penentuan harga untuk penjualan barang dan jasa yangterjadi dalam internal satu perusahaan atau satu kelompok perusahaan, namun belakangan justru dijadikan modus perusahaan untuk menghindari pajak karena adanya perusahaan afiliasi yang berada di suatu negara dengan tarif pajak rendah. Gestão de empresas Por mais que pareça uma transação óbvia, as empresas que possuem algum tipo de ligação societária entre si ou seja, que sejam coligadas ou que pertençam ao mesmo grupo precisam ficar atentas a um custo específico ao realizarem negociações entre si o transfer pricing. Isso porque os fiscos de diferentes países acompanham de perto determinadas transações, justamente para evitar a ocorrência de transfer pricing. O que é o transfer pricing? Transfer pricing é o termo em inglês para o preço de transferência. Trata-se do valor de um produto, em casos de importação e exportação, cobrado por empresas que sejam coligadas de alguma forma. A ideia é evitar que um destes países deixe de receber o imposto devido. Tanto que, normalmente, existe uma legislação de transfer pricing em cada país. Nesse caso, estas são focadas em fiscalizar a apuração do transfer pricing. Controle de transfer pricing nas empresas O preço de transferência sempre será aplicado quando uma empresa que está em determinado país realizar operações com outra empresa, que está em outro local. Ou seja, empresas que respondem a diferentes jurisdições tributárias. Porém, para que haja esta obrigatoriedade, também é preciso que haja alguma relação de interligação. Isso pode incluir matriz e filial, controle semelhante, participação societária de uma empresa na outra envolvida neste processo. Exemplo de transfer pricing Como exemplo de transfer pricing, suponha a seguinte situação Existem duas empresas sob um mesmo controle acionário. A primeira está localizada no Brasil e a segunda na Austrália. A empresa australiana optou por vender chinelos da empresa brasileira no país na qual está instalada. Logo, esta mercadoria sairá do Brasil para ser revendido na Austrália. Trata-se de uma transferência entre empresas vinculadas. O preço do chinelo no Brasil é de R$ 50. Já no seu país de destino, ele será vendido pelo equivalente a R$ 100. Pensando no ponto de vista tributário, a empresa do Brasil pagará imposto sobre os R$ 50. Já a empresa na Austrália, sobre os R$ 100. O que comumente acontece é que a empresa controladora opta por ser tributada no país com menor alíquota do imposto. Só que, para que isso aconteça, é preciso alterar o valor do produto. Assim, se a alíquota for menor no Brasil, a empresa brasileira venderá o chinelo a R$ 100 para que toda a tributação seja feita pela alíquota inferior. Entretanto, o preço de venda do chinelo na Austrália ainda será de R$ 100. Ou seja, não sofrerá alteração. Lembrando que também existe transfer pricing na importação. Logo, o controle dos preços de transferência é uma metodologia que visa garantir que os impostos foram pagos em cada país da operação. E isto da mesma forma que ocorreria caso as empresas envolvidas não fossem coligadas. Ou seja, sem esse “arranjo fiscal”. Regras do transfer pricing Como este tipo de ocorrência claramente não é interessante para os países, foram criadas leis para fiscaliza-las. No Brasil, o intuito é inibir a ocorrência deste tipo de operação, para que não haja perda fiscal no país. Assim, a legislação de preços de transferência é formada pelas regras impostas aos contribuintes que trabalham transações que envolvam partes vinculadas no exterior. Por ser um mecanismo legal, sua aplicação é obrigatória. Assim, é preciso fazer determinados cálculos e declará-los todos os anos à Receita Federal do Brasil. Como acontece com as demais leis tributárias, quem não as cumprir estará sujeito a ajustes tributários relevantes. Ou seja, ao pagamento de mais impostos. Como a apuração do transfer princing é feita? No Brasil, os métodos de apuração do transfer pricing sobre exportações são Método do Custo de Aquisição ou de Produção Mais Tributos e Lucro CAP; Método do Preço de Venda nas Exportações PVEx; Método do Preço de Venda Por Atacado no País de Destino Diminuído do Lucro PVA; e Método do Preço de Venda a Varejo no País de Destino, Diminuído do Lucro PVV. Já nos casos de importação, os métodos estabelecidos são Método dos Preços Independentes Comparados PIC; Método do Preço de Revenda Menos Lucro PRL Revenda; Método do Preço de Revenda menos Lucro PRL Produção; e Método do Custo de Produção Mais Lucro CPL. Para a apuração do transfer pricing, é preciso utilizar uma destas formas de cálculo. É possível encontrar este conceito nos dez livros que todo investidor deve ler, criada pela Suno Research. Afinal, o transfer pricing não é uma prática nova no mercado. Dalamsidang terakhir kasus bernomor Coca-Cola Co. v. Commissioner, T.C., No. 31183-15, IRS berpendapat pajak terutang Coca Cola seharusnya senilai US$9,4 miliar dalam kurun waktu tiga tahun tersebut. Pada 10 April 2019 lalu, IRS akhirnya menyampaikan balasan singkat berupa ikhtisar kepada Pengadilan Pajak. IAncJ.
  • h5m8kdi7zj.pages.dev/7
  • h5m8kdi7zj.pages.dev/585
  • h5m8kdi7zj.pages.dev/270
  • h5m8kdi7zj.pages.dev/520
  • h5m8kdi7zj.pages.dev/229
  • h5m8kdi7zj.pages.dev/405
  • h5m8kdi7zj.pages.dev/247
  • h5m8kdi7zj.pages.dev/531
  • kasus transfer pricing pt unilever